AUSNYA NILAI KEBENARAN
“Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.”
(Wahyu 2:1)
Bacaan: Wahyu 2:1-7
Yesus yang Empunya Gereja. Ayat pertama ini memberi tahu kita bahwa Yesuslah yang berbicara. Yesuslah yang kita lihat di pasal 1:1, yang kemudian dipertegas di dalam 2:1 yaitu “memegang ketujuh bintang di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas.” Jemaat penerima surat adalah Efesus, yaitu jemaat yang berada di sebuah kota kosmopolitan, dengan banyak kesamaan dengan kota-kota kita saat ini khususnya dalam hal moralitas. Kota ini dikenal karena dosa dan amoralitas seksualnya yang merajalela. Kita belajar dari ayat 2-3 bahwa jemaat di Efesus bukanlah jemaat yang murtad. Orang-orang Kristen ini tidak terlibat dalam keduniawian. Mereka tidak terlibat dalam amoralitas seksual seperti orang-orang di sekitar mereka di kota itu. Jemaat tidak menolak ajaran Kristus, sebaliknya mereka berpegang teguh pada kebenaran bahkan mereka tidak menyerah kepada penderitaan.
Jemaat Efesus mengetahui siapa yang empunya gereja. Ayat 1 ini menunjukkan “siapa yang sedang berbicara” yaitu Kristus Yesus sendiri yang memiliki otoritas dan kedaulatan penuh atas gereja-Nya. Sebutan “Dia yang memegang ketujuh bintang di tangan kanan-Nya dan berjalan diantara ketujuh kaki dian emas” menunjukkan bahwa Kristus adalah kepada jemaat, kepala dari gereja-Nya yang tidak pernah meninggalkan umat-Nya berjalan sendiri. Sekalipun umat-Nya mengalami tantangan (penganiayaan) yang sangat berat, Kristus tetap bersama mereka, menyertai dan menopang mereka. Yesus tetap hadir dalam gereja-Nya, mengawasi gereja-Nya serta memberi kekuatan terhadap gereja-Nya.
Dengan mengetahui siapa Yesus di dalam gereja, kita akan semakin menyadari bahwa kita sebagai jemaat hanyalah pengelola saja, bukan pemilik. Kita adalah para pengerja-Nya yang diberikan mandat, kuasa untuk mengerjakan apa yang sedang “dititipkan” kepada kita, yaitu talenta dan segala karunia rohani yang semuanya harus di kelola, dikerjakan dan dipertanggungjawabkan. Karena Kristus adalah pemilik gereja-Nya maka kita harus tunduk dan hormat kepada sang Pemilik, terus memiliki relasi yang erat (intim) agar apa yang kita kerjakan adalah sesuai dengan kehendak sang Pemilik.
Doa: Tuhan Yesus, ampunilah dosa kami jika kami sudah mengambil alih kepemilikan gereja-Mu, dan bertindak hanya menuruti keinginan dan kemauan kami sendiri, amin. (gian).
Bacaan Alkitab
Nehemia 1-2