AUSNYA NILAI KEBENARAN

“Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula”
(Wahyu 2:3-4).

Bacaan: Wahyu 2:1-7

Kasih yang Antusias. Jemaat Efesus telah terjerumus ke dalam semacam “Ortodoksi kering”. Kasih yang membara kepada Kristus yang sebelumnya mereka miliki telah digantikan oleh sesuatu yang lain, serta pendekatan yang kaku dan dingin terhadap iman mereka. Meskipun mereka mengasihi Firman Tuhan dan melayani Tuhan dengan setia, namun hubungan pribadi mereka dengan Yesus terasa mulai berkurang. Kasih kepada Kristus mulai menjadi redup dan menjadi biasa-biasa saja.

Kenyataan yang sering kita lihat adalah kita bisa membandingan antusiasme seorang percaya baru dengan mereka yang “dewasa” imannya. Orang percaya baru umumnya sangat bersemangat, hidupnya penuh antusias karena mereka merasakan “amazing”nya anugerah keselamatan yang membawa dirinya tiada henti untuk menceritakan kasih Kristus kepada orang lain. Namun pada suatu titik, semangat itu mulai melemah dan mulai tergantikan oleh sikap yang lebih dingin dan menjadi biasa-biasa. Aktifitas rohaninya berubah menjadi rutinitas harian yang memang harus dikerjakan dan dilakukan, namun kering perjumpaan.

Kita harus waspada terhadap rasa puas diri dalam perjalanan iman kita bersama Tuhan. Kita masing-masing hendaknya bertanya pada diri sendiri, apakah kita telah kehilangan kasih yang antusias dan penuh gairah kepada Yesus. Ibaratnya hubungan dalam sebuah pernikahan, pasangan yang bijaksana akan dengan sengaja mengobarkan terus cinta mereka, merencanakan hal-hal yang dapat menyalakan kembali percikan cintanya. Kita harus mengasihi Tuhan kita. Tindakan kita harus didasari oleh luapan kasih, bukan sekadar rasa kewajiban.

Cinta sejati tidak dingin, tidak bersifat legalitas, atau bersifat lahiriah. Sebaliknya, cinta sejati itu hangat, hidup, tindakannya dimotivasi oleh hati yang penuh kasih. Kasih kita kepada Kristus bukanlah tindakan “centang kotak” bahwa kita sudah melakukan ini dan itu sebagai bukti bahwa kita sudah mengasihi. Tetapi marilah kita memiliki hubungan pribadi yang hidup, yang lahir dari kesadaran diri bahwa kita terlebih dahulu dikasihi Yesus yang kemudian meluap ke seluruh aspek kehidupan kita saat kita menjalaninya secara alami.

Doa: Tuhan Yesus, murnikan kembali kasih kami kepada-Mu sehingga kami dapat menjadi saksi-Mu, dimanapun kami berada, Amin. (gian).

Bacaan Alkitab
Nehemia 5-6