“Maka sekarang firman TUHAN, yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya, dan supaya Israel dikumpulkan kepada-Nya–maka aku dipermuliakan di mata TUHAN, dan Allahku menjadi kekuatanku–,firman-Nya:”
(Yesaya 49:5)
Bacaan Alkitab
Imamat 24-25
Allah kekuatanku. Pernahkah kita merenungkan keberadaan diri kita dengan bertanya “untuk apa aku ada di dunia?” dan lebih lanjut “Mengapa Tuhan memilih aku untuk percaya dan menjadi milik-Nya? Adakah sesuatu yang Tuhan titipkan untuk aku jalani selama kehidupan ini?” Kita sering tidak fokus kepada panggilan Allah bagi kita, sebab banyak hal yang membuat fokus pikiran kita tertuju kepada agenda-agenda pribadi kita sendiri ketimbang agenda-Nya Allah.
Dalam perjalanan iman kita, jujur saja kita lebih tertarik kepada identitas diri yang ditawarkan oleh dunia. Kita merasa tersanjung dan berharga jika kita diakui oleh dunia, bahkan saat kita melakukan hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah, dunia tetap menyanjung kita dan mengatakan “tidak apa-apa, semua orang juga melakukan hal yang sama”. Maka tidak mengherankan jika di dalam hati dan pikiran kita tersimpan “berhala- berhala dunia” yang membuat kita merasa nyaman, sebab berhala -berhala itu menjadikan diri kita seakan-akan berharga (padahal sesungguhnya itu hanyalah bayangan dan kesia- siaan).
Allah tahu akan kecenderungan hati kita, maka sesungguhnya Kristus adalah jawaban bagi kita untuk meninggalkan dan menghancurkan berhala-berhala dunia yang sudah menguasai kita. Kristus meninggalkan kemuliaan surga, turun ke dalam ke dunia, menjadi sama dengan manusia dan tinggal diantara manusia, yang kesemuanya menunjukkan kepada kita bahwa Allah sangat mengasihi kita, menolong kita untuk keluar dari keterikatan berhala. Karya Kristus di kayu salib, sesungguhnya membebaskan kita dari ikatan dosa, dan membawa kita untuk menjadi saksi-Nya dimanapun kita berada. Kita bagaikan pelita yang menerangi kegelapan, keberadaan kita adalah untuk menjadi berkat bagi sekitar.
Memang tidak mudah untuk tetap memelihara terang Injil dalam kehidupan kita, namun oleh kuasa dan pimpinan Roh Kudus dalam hati pikiran kita, sesungguhnya kita juga dapat berkata “Allahku menjadi kekuatanku” yang akan menolong kita untuk menjadi terang-Nya.
Doa: Tuhan Yesus, terangi jiwa kami dengan firman-Mu, agar kami beroleh kekuatan kasih kuasa-Mu saat kami menjalani kehidupan ini, Amin. (gian)