1 Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan itu, karena Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda, mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu. Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel. (dibaca 1 pasal) Yosua 7
Bacaan Alkitab
Kisah Para Rasul 24-26
Ketika masih remaja saya pernah menikmati buffet makan sepuasnya. Karena merasa tidak mau rugi dan semua makanan yang disajikan adalah yang sukai, maka saya makan sebanyak-banyaknya. Alhasil yang terjadi bukanlah kenikmatan. Sebaliknya saya terlalu kenyang dan akhirnya saya harus memuntahkan apa yag telah saya makan. Ternyata keserakahan saya menjadi kerugian bagi diri saya.
Lain halnya dengan Akhan. Keserakahannya ternyata mendatangkan bencana bagi seluruh bangsa Israel. Setelah menang mengalahkan Yerikho (Yos. 6), ternyata bangsa Israel kalah menghadapi orang Ai yang jumlahnya jauh lebih sedikit. Penyebabnya adalah keserakahan Akhan yang mengambil barang-barang yang Tuhan khususkan untuk dimusnahkan (ay. 1). Yang dia ambil adalah jubah indah (mewah & mahal) buatan Sinear, 200 syikal (± 2.300 gr.) perak, dan 1 batang emas seberat 50 syikal (± 575 gr.). Sebatang emas itu kalau dinilai dengan harga sekarang bisa sekitar Rp 835 juta. Yang Akhan lakukan adalah perlawanan terhadap Tuhan yang sudah memerintahkan agar bangsa israel tidak mengingini dan mengambil barang-barang yang dikhususkan untuk dimusnahkan, sekalipun barang-barang tersebut sangat berharga dan rasanya sangat sayang sekali untuk dimusnahkan (6:18).
Dari kisah ini kita melihat bahwa keserakahan dapat membuat kita melanggar firman Tuhan dan menimbulkan kerugian. Yang sering terjadi di negara kita misalnya masalah korupsi yang kemudian mendatangkan kerugian bagi negara. Lebih sederhana dari itu adalah kita pun bisa serakah menggunakan waktu kita hanya untuk kesenangan sendiri lalu akhirnya melalaikan komitmen kita dalam melayani Tuhan, akibatnya pelayanan tersebut terhambat karena kita serakah dalam hal waktu. Keserakahan membuat kita hanya berfokus pada diri sendiri (berhala diri) lalu akhirnya tidak memperhatikan orang lain, tidak mau berbagi dengan orang lain, dan lebih parahnya membuat tidak taat kepada Tuhan. Maka penting bagi kita untuk senantiasa belajar merasa cukup di dalam Tuhan, artinya segala kepuasan hati kita didasarkan pada kebenaran firman Tuhan, bukan diri kita. –VA
Ya Tuhan, ampunilah kami jikalau Tuhan menemukan ada banyak keserakahan dalam diri kami, entah itu kami serakah dalam hal waktu, keuangan, atau apa pun. Biarlah kepuasan kami senantiasa bersumber di dalam Engkau. Amin