16 Pada waktu itu raja Ahas menyuruh utusan kepada raja negeri Asyur untuk memohon bantuan. … 19 Demikianlah TUHAN merendahkan Yehuda oleh karena Ahas, raja Israel itu, membiarkan kebiadaban berlaku di Yehuda dan berubah setia kepada TUHAN. 2 Tawarikh 28
Bacaan Alkitab
Kisah Para Rasul 20-23
Seorang anak yang berkali-kali mengabaikan nasihat mamanya untuk tidak main pisau, suatu ketika tangannya tersayat ketika sedang bermain dengan pisau. Pengalaman itu membuat si anak jera.
Tidak demikian halnya dengan Ahas. Hukuman Tuhan tidak membuatnya jera. Ia bersikeras meminta bantuan dari Raja Asyur, bahkan sampai menyogok Raja Asyur dengan barang-barang berharga dari rumah Tuhan, rumah raja dan rumah para pemimpin. Tetapi Raja Asyur malah tidak membantunya, melainkan makin memberatkan Raja Ahas. Tuhan pun makin merendahkan Yehuda karena ulah Ahas. Bangsa Edom dan Filistin pun turut menyerbu Yehudan dan mengalahkannya. Dalam kondisi makin terjepit Ahas malah beribadah kepada para allah orang Damsyik. Dia berpikir bahwa para allah itu telah membuat bangsa Aram menang, maka dengan beribadah kepada para allah itu ia pun bisa mendapat kemenangan (23). Inilah kebodohan sekaligus kebebalan Ahas. Bukannya mengalami kemenangan, justru Ahas dan bangsanya makin terjerumus (23). Ia menghancurkan perlengkapan rumah Allah, menutup rumah Allah, lalu mendirikan tempat- tempat pemujaan bagi ilah lain di setiap kota di Yehuda (25). Dengan demikian makin murkalah Allah terhadap Yehuda.
Di sini kita bisa menilai Ahas sebagai orang yang bebal dan bodoh. Ia bersandar pada pengertiannya sendiri dalam memutuskan segala sesuatu sehingga akhirnya menjauhkan seluruh Yehuda dari Tuhan. Kita bisa menjadi seperti Ahas ketika kita terus hidup menyepelekan dosa. Bahkan ada orang-orang Kristen yang masih menggunakan kuasa-kuasa di luar Tuhan untuk memperkuat diri dan mendapat keuntungan lebih. Mungkin pikirnya “toh saya tetap tidak meninggalkan Kristus,” justru itu tindakan menduakan Tuhan. Tuhan Yesus sendiri pernah menasihati kita untuk tidak menginjakkan kaki pada dua perahu. Ia mau kita bersandar penuh kepada- Nya. –VA
Ampuni kami ya, Tuhan, karena kami masih sering menjadi orang yang bebal dan terus melanjutkan kebodohan kami dengan bersandar pada pengertian kami yang membuat kami akhirnya menduakan Tuhan hanya demi meraih keuntungan diri. Tuntun kami untuk hidup senantiasa bersandar penuh kepada-Mu. Amin