17 Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati 18 Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi 19 dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya. 1 Timotius 6:17-19
Setelah merenungkan bagian-bagian firman Tuhan sepanjang minggu ini, pertanyaannya: apakah orang Kristen tidak boleh kaya? Judul di atas diambil dari Luk. 12:21 sebagai kontras dari orang kaya yang bodoh. Tentu saja ada orang-orang yang Tuhan percayakan kelimpahan secara materi, tetapi yang menjadi perhatian utama adalah masalah hati. Kekayaan tidak boleh membuat seseorang menjadi tinggi hati karena sesungguhnya itu semua pemberian Tuhan (Ul. 8:17-18). Kekayaan tidak boleh menjadi tempat pesandaran karena sifatnya sangat tidak pasti. Sebaliknya Tuhanlah yang tetap harus menjadi pesandaran kita karena Dialah yang memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. Kekayaan seharusnya menjadi sarana untuk menyatakan kasih dan kebaikan kepada orang lain. Alkitab mencatat beberapa orang kaya seperti Abraham (Kej. 13:2), Barzilai (2 Sam. 19:32), Perempuan Sunem (2 Raj. 4:8), Yusuf Arimatea (Mat. 25:27), dll, yang ternyata mereka semua adalah orang-orang kaya yang murah hati. Hati mereka tidak terikat pada harta mereka, tetapi pada Allah, sehingga mereka dapat memakai harta mereka untuk menolong orang lain.
Maka berbicara tentang kemakmuran, kekayaan, kesehatan, sesungguhnya berbicara masalah hati yang tetap tertuju kepada Tuhan. Kemakmuran, kekayaan, kesehatan bukanlah hal yang harus kita kejar hanya untuk kepuasan diri kita, tetapi itu semua merupakan karunia Tuhan yang harus dipakai memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain. -VA