9Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama- Mu, 10datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
(Matius 6:9-10)
Bacaan Alkitab
Yeremia 42-44
Amsal 26:3-5
Di hari kemarin saya telah membahas, bahwa doa yang akan dijawab oleh Tuhan adalah doa yang sesuai dengan kehendak-Nya. Jadi, apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidup kita? Katekismus Westminster mencatat apa yang menjadi tujuan hidup manusia, yaitu memuliakan Tuhan dan menikmati Dia selamanya. Untuk tujuan inilah Allah memberikan Firman-Nya, yaitu supaya kita semakin mengenal Dia. Tanpa pengenalan tidaklah mungkin kita dapat memuliakan dan menikmati Dia. Di dalam Firman-Nya kita akan menemukan banyak kisah, banyak panduan untuk menolong kita dapat hidup memuliakan Allah.
Jika kita telah mengetahui bahwa hal itulah yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidup kita, sudah seharusnya ini akan mengubah paradigma kita dalam berdoa. Fokus doa kita bukan lagi tentang meminta apa yang menjadi keinginan hati kita, melainkan berdoa agar kehendak Tuhan dapat terjadi di dalam hidup kita. Bukankah Tuhan Yesus telah mengajarkan hal ini kepada kita? Ketika murid-murid meminta-Nya untuk mengajar mereka bagaimana berdoa (Luk. 11:1), hal pertama yang diajarkan adalah untuk berdoa agar kehendak Tuhan yang terjadi. Tentunya membawa kebutuhan dan pergumulan kita tidaklah salah, karena hal ini juga Tuhan ajarkan di dalam Doa Bapa Kami, dan Tuhan juga mau agar kita berharap dan bergantung kepada-Nya.
Mari renungkan:
- Apakah selama ini doa-doa yang kita panjatkan sudah menyatakan kerinduan kita agar kehendak Tuhan dapat terjadi?
- Apakah kita sudah sungguh-sungguh mengerti apa saja yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidup kita dan dalam dunia ini?
- Apakah selama ini porsi doa kita lebih banyak untuk diri kita sendiri daripada untuk kehendak Tuhan?
-NIK
Doa: Tuhan, tolong aku menjadikan kehendak-Mu sebagai prioritas dalam doaku