38Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” … 46Lalu kata Maria: “Jiwaku memuliakan Tuhan, 47dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, 48sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, 49karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama- Nya adalah kudus. (Lukas 1:25-56)
Bacaan Alkitab
Yeremia 45-47
Amsal 26:6-8
Ketika ada orang yang kita kenal mendatangi kita dan menyatakan keinginan hatinya. Apakah yang akan kita lakukan? Akankah kita mendengarkan dan dengan senang hati berusaha untuk memenuh keinginan tersebut? Atau kita hanya sekadar mendengar? Atau kita bersikap masa bodoh?
Ketika malaikat Tuhan datang kepada Maria dan menyampaikan berita dari Allah, respon awal Maria adalah takut, juga bingung. Suatu respon yang wajar karena sebagai seorang gadis, dia mengerti bahwa tidak mungkin dia akan mengandung seorang anak. Namun ketika malaikat Tuhan menyatakan bahwa Roh Kudus yang akan membuat itu terjadi, respon Maria menunjukkan kerendahan hatinya. Maria tidak menolak. Maria tidak menyatakan kekhawatirannya sekalipun sudah pasti pikirannya dipenuhi dengan banyak pertanyaan. Responnya sederhana, namun menunjukkan kedalaman dan kedewasaan rohani. Dia hanya berkata, “Aku ini adalah hamba Tuhan.”
Respon ini menunjukkan bahwa Maria menyadari siapa dirinya di hadapan Tuhan, dia adalah hamba, dan Tuhan adalah Tuan. Dia tahu bahwa sebagai seorang hamba, sudah sepatutnya kehendak Tuannya menjadi kehendaknya juga, sekalipun dia juga tentu mengetahui betapa berat konsekuensi dari tugas ini. Jika Yusuf menolaknya, dia akan menghadapi ancaman kematian. Tapi sekalipun demikian, Maria tidak mengiyakan tugas tersebut dengan berat hati. Maria melakukannya dengan sukacita. Bacalah Lukas 1:46-55, di sana kita bisa merasakan betapa tulusnya pujian Maria kepada Allah.
Mengapa Maria bisa memiliki respon yang sedemikian? Pujian Maria menunjukkan pengenalan pribadinya akan Allah. Dia mengenal Tuannya dengan baik, dia mengetahui Allah yang berkuasa dan peduli kepada umat- Nya. Tidak heran kalau Tuhan memilihnya dari antara sekian banyak gadis dan memberikannya karunia yang khusus dan Maria dipandang berkenan di hadapan Allah (Luk. 1:28, 30).
Ketika kita mengenal Tuan kita yang baik dengan baik, maka tidaklah sulit untuk menjadikan kehendak-Nya menjadi kehendak kita. -NIK
Refleksi: Apakah kita sudah mengenal Tuan kita dengan baik?