Kejadian 22 :
13Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. 14Dan Abraham menamai tempat itu: “TUHAN menyediakan”; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: “Di atas gunung TUHAN, akan disediakan.” 15Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham, 16kata-Nya: “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri — demikianlah firman TUHAN _—: _Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, 17… 18Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.Kejadian 3
15Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”
21Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.
???? Kejadian 17
7Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu. 8…” 9Lagi firman Allah kepada Abraham: “Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.
Bacaan Alkitab
Hosea 6-9
Amsal 29:12-14
Renungan
Mana yang lebih penting, Janji Allah-kah? Atau Perjanjian dengan Allah? Bila kita mengacu pada Firman TUHAN, maka kita akan menemukan jawabnya – keduanya sama pentingnya; dan bila kita terlibat dengan keduanya maka akan menjadi bagian yang (seharusnya) sangat mudah diingat dan tak terlupakan – memorable & unforgettable. Mungkin dan hampir setiap kita mengingat kapan tanggal ulang tahun masing2 yang selalu merujuk pada kapan kita dilahirkan, bahkan lebih detailnya kita tahu di kota mana, jam berapa, di rumah sakit mana dan lain sebagainya – tentu saja melalui cerita orangtua atau membaca akte kelahiran kita. Masalahnya, apakah kita masih mengingat kapan kita dilahir- barukan oleh Roh Kudus untuk menjadi ciptaan baru melalui iman percaya kepada Yesus sebagai TUHAN & Juruselamat pribadi kita? Melalui peristiwa apa yang membuat kita bertobat dan mengaku dosa2 kita?
Janji Allah yang menyelamatkan ditegaskan kembali (salah satunya) melalui Yohanes 3:16 – dan janji Allah terjadi atas kita melalui pertobatan & kelahiran baru kita. Apakah hal ini merupakan memorable & unforgettable promise(s) bagi kita? Apakah perlu dibuatkan “akte kelahiran” tatkala dilahir-barukan sebagai ciptaan baru di dalam Kristus agar kita mengingatnya? Yang kita simpan adalah akte baptisan dewasa atau sidi gerejawi yang lebih menunjuk kapan kita mengalami sakramen tersebut. JANJI Allah ini penting, dan sudah sewajarnya/seharusnya kita mengingatnya.
Tantangannya, Atau justru yang kita ingat2 adalah JANJI2 Allah yang lain, seperti janji kesehatan, janji kesejahteraan, janji kelimpahan, janji penyertaan, janji keberhasilan dan kesuksesan, janji dilepaskan dari bahaya & permasalahan yang menekan hidup, dan janji2 lain yang serupa. Janji2 yang tidak jarang membuat kita berani meng-klaim, menuntut dan lebih jauh – kita jadikan sebagai sebuah takaran Allah itu baik atau Allah yang ingkar janji. Pernahkah kita renungkan lebih jauh dan lebih dalam, bahwa apa yang kita klaim sebagai janji Allah itu sebenarnya adalah bagian dari PERJANJIAN kita dengan Allah? Allah akan melakukan sesuatu di pihak-Nya dan kita juga harus mengerjakan sesuatu di pihak kita; di mana kedua belah pihak melakukan peranannya secara aktif. Masing2 bertanggung jawab untuk melakukan tanggung jawabnya. Ini adalah hal penting yang harus selalu DIINGAT. Per-JANJI-an yang Tak Terlupakan – Unforgettable Covenant.
DOA: Tuhan seharusnya kami malu tatkala menemukan diri selalu ingin dipuaskan dan diladèni oleh janji2-Mu; bahkan kami tidak segan2 mengangkat klaim bahwa kami pasti dan harus menerima dan mengalami janji2-Mu, bahkan tatkala hal itu tak kunjung tiba, kami tergoda untuk menyimpulkan bahwa Engkau Allah yang meninggalkan & ingkar janji. Padahal kami harus menelisik jauh ke dalam, apakah hidup kami telah benar & memperkenankan-Mu. Tolong kami. Amin. -JP