???? Yohanes 4:35-38
Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai. Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka.”
Bacaan Alkitab
Keluaran 13-15
Renungan
Seorang murid berhasil dimuridkan dan diberdayakan ketika menjadi sama seperti gurunya atau dengan bahasa rohaninya serupa Kristus. Keserupaan Kristus tentu bukan keserupaan dalam arti fisik. Kalau di gambar-gambar yang kita lihat, Yesus gondrong, kita tidak perlu gondong. Kalau Tuhan Yesus hidung mancung dan mata biru, kita tidak perlu berkecil hati kalau kita tidak demikian, karena kita tidak akan pernah demikian, khususnya kita yang tinggal di Indonesia.
Tetapi yang Tuhan mau dan kita dimampukan bisa adalah mata yang sensitif melihat ladang yang sudah menguning. Artinya, mata kita yang jeli melihat banyak orang yang menuju kebinasaan yang sebenarnya siap dituai. Hal lainnya adalah kaki, yang siap melintasi batas daerah yang mungkin jauh dan penuh rintangan. Kaki yang siap capek terus berjalan untuk menjangkau orang-orang yang membutuhkan kasih Kristus.
Tuhan Yesus berhasil memuridkan dan memberdayakan para rasul. Mereka meninggalkan Yerusalem dan pergi kemana-mana untuk memuridkan orang lain dengan memberitakan Injil Kristus. Khotbah Petrus di Bait Allah yang menambah tiga ribu orang percaya sebagai buktinya. Walau ada ancaman penganiayaan, tetap saja para rasul menyaksikan siapa Yesus. Inilah tandanya mata dan kaki serta hati mereka sama dengan mata, kaki dan hati Sang Guru Agung itu. Ya…mamang semestinya realita keberadaan seorang murid, sama dengan gurunya.
Sebagai seorang Kristen yang telah diselamatkan melalui darah Kristus, perlu kita tanya pada diri sendiri: Apakah kita juga memiliki mata dan kaki seperti Yesus? Apakah mata kita melihat begitu banyak orang yang membutuhkan kasih Kristus agar mereka selamat? Mungkinkah mereka itu tetangga kita, sahabat kita, karyawan kita dan lain sebagainya. Adakah kita melangkahkan kaki mendekati mereka dengan hati yang rela untuk bercerita apa yang kita alami? Itulah ladang yang sudah menguning, siap dan bersediakah kita menuai ladang itu, tentu bukan hanya berdoa agar Tuhan menyuruh penuai-penuai itu, kitalah penuainya. -FD