Jawab mereka: “Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?” Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.
Yohanes 8: 33-34
Bacaan Alkitab
Yehezkiel 9-12
Kemarin kita merenungkan bahwa cara untuk mengetahui kebenaran adalah tinggal dalam Firman. Pada hari ini kita akan melihat kepada halangan untuk mengetahui kebenaran yaitu kesombongan.
Kalau kita memperhatikan ayat di atas maka kita menemukan adanya kesombongan yang dimiliki oleh orang-orang Yahudi. Mereka mengatakan bahwa mereka adalah keturunan Abraham dan mereka tidak pernah terjajah. Alasan mereka mengatakan hal ini adalah
- Abraham adalah seorang pemimpin dan seorang memiliki pengaruh yang besar.
- Abraham dan Allah terikat dalam kovenan termasuk keturunannya (Rm. 11: 28). Kovenan tersebut merupakan kontrak bebas yang memberikan hak istimewa bagi mereka sehingga tidak mengalami kehidupan seperti seorang budak (Rm. 9: 4).
Catatan Alkitab memberikan informasi kepada kita bahwa keturunan Abraham pernah menjadi tawanan di Mesir, Babel, Asyur, Persia, Yunani dan Romawi. Kesombongan mereka dengan status sebagai keturunan Abraham telah menutup mata mereka untuk mengerti perbudakan yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus di dalam pengajaran-Nya. Kesombongan ini membuat mereka gagal untuk mendapatkan kebebasan rohani.
Zaman ini, kita juga menemukan kesombongan-kesombongan manusia. Banyak orang yang merasa diri-Nya baik dan dia merasa tidak terlalu membutuhkan juruselamat. Atau mungkin kita yang sudah mengenal Tuhan pun sering merasa saya sudah cukup baik karena saya rajin beribadah, rajin persekutuan, rajin pelayanan, rajin berdoa, rajin baca Alkitab, dan lain sebagainya. Aktifitas rohani yang kita lakukan membuat kita merasa lebih “rohani” dibandingkan orang lain. Sehingga kita menjadi orang yang memandang rendah orang-orang yang tidak melakukan aktifitas rohani seperti kita. Kita perlu berdoa kepada Tuhan agar senantiasa ditolong untuk menyadari keberadaan kita sehingga kita tetap rendah hati di hadapan Tuhan. (jho)