“Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu”.
(1 Petrus 1:8)
Kata Yesus kepadanya: ”Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” (Yohanes 20:29)
Bacaan Alkitab
Hagai
Kepercayaan adalah inti dari hubungan kita dengan Tuhan. Dalam Yohanes 20:29, Yesus mengungkapkan berkat-Nya bagi mereka yang percaya meskipun tidak melihat. Ini adalah tantangan besar dalam iman Kristen— percaya pada sesuatu yang tidak dapat kita lihat secara fisik, tetapi yakin sepenuhnya bahwa Tuhan sedang bekerja di balik layar.
Kisah Thomas, yang dikenal sebagai “Thomas yang Ragu,” adalah contoh nyata dari tantangan ini. Setelah kebangkitan Yesus, Thomas tidak percaya bahwa Yesus benar-benar telah bangkit dari kematian hingga ia melihat-Nya sendiri dan menyentuh luka-luka-Nya. Ketika Yesus menampakkan diri kepada Thomas, Dia berkata, “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” Kesadaran akan iman yang lebih dalam ini mengajarkan kita bahwa percaya pada Tuhan tidak tergantung pada bukti fisik. Iman yang sejati seringkali melibatkan kepercayaan dalam ketidakpastian dan ketidakpastian. Dalam hidup kita, seringkali kita dihadapkan pada situasi di mana segala sesuatu tampak tidak jelas atau tidak sesuai harapan kita. Namun, Tuhan memanggil kita untuk tetap percaya dan bergantung pada-Nya, bahkan ketika kita tidak bisa melihat jalan di depan kita.
Apa yang bisa kita lakukan?