sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu, imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira serratus tahun, dan bahwa Rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidak percayaan, mala ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah ia janjikan. (Roma 4:18-21)
Bacaan Alkitab
Zakharia 5-9
Terjadi peningkatan iman percaya dari Abraham, dari kondisi yang mustahil (tidak ada dasar untuk berharap) tetapi Abraham tetap berharap dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa. Meskipun hari demi hari dilalui dengan kemustahilan, namun iman Abraham tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Mengapa iman Abraham tidak menjadi lemah? Sebab terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.
Dalam hal ini, Abraham memiliki kedalaman percaya yang penuh, yang diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran (ia disebut sebagai bapa orang percaya). Ketika kita membangun kedalaman percaya yang penuh kepada Tuhan, maka sebagaimana Abraham semakin diperkuat imannya dan memuliakan Tuhan, percayalah iman kitapun akan semakin kuat di dalam Tuhan, sehingga hidup kitapun dapat memuliakan Tuhan. Kepercayaan Abraham kepada Tuhan tidak didasarkan pada apa yang dia lihat, melainkan pada janji Tuhan. Siapa yang mau meninggalkan kehidupan yang nyaman, untuk menuju sebuah kehidupan yang tidak pasti.? Siapa yang mau menanti hingga puluhan tahun untuk memiliki anak, dan setelah itu harus dikorbankan lagi. Jika bukan dasar daripada janji Tuhan, iman Abraham tentu mustahil. Jika Abraham mampu melaui semuanya itu, dan memiliki iman yang besar, maka seharusnya kitapun bisa memiliki iman yang besar sebagai orang yang percaya kepada-Nya.