?(9-5) Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai (Yesaya 9).
Bapa yang Kekal adalah nama yang berikutnya. Kalau kita menyimak Yohanes 3:16 – “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”, maka kita tahu janji yang diberikan yaitu bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal itu ya dan amin. Kekekalan adalah milik Allah. Hanya DIA saja yang berani menyatakan kepada dunia kalau kekekalan itu adalah DIA, IA adalah Alpha dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Sebuah nama yang sangat menyentuh, Bapa yang kekal, panggilan Bapa itu sendiri bersifat personal bukan? Bicara tentang relasi, ada hubungan antara anak dan Bapa. IA memperkenalkan diri-Nya sebagai Bapa buat kita, artinya DIA mengakui kita sebagai anak-anak-Nya, dan status IA sebagai Bapa bagi kita bukan sementara, bukan kalau kita perlu tetapi bersifat kekal, The everlasting Father, selamanya, bahkan sampai kita meninggalkan tubuh jasmani kita di dunia ini, IA tetap Bapa buat kita, Bapa yang kekal. Kekekalan-Nya akan senantiasa menaungi dan merangkul hidup kita. DIA akan menghibur kita, DIA akan memelihara kita, DIA akan mengawal kehidupan kita. Kekekalan-Nya akan mengangkat kita dari lubang kebinasaan menuju kehidupan yang kekal. DIA adalah Bapa kita yang kekal. DOA: Bapa yang kekal, terpujilah nama-Mu, biarlah hidupku senantiasa melekat pada kasih-Mu. Amin. -HP