⁴Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, ⁵supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. ⁶Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. ⁷Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. (Yohanes 3)
Bacaan kita hari ini tidak jarang menimbulkan polemik untuk memahaminya, khususnya berkenaan dengan kata mengaruniakan. Di kala memperingati kelahiran-Nya tidak jarang ayat ini dibacakan, demikian hal-nya di saat memperingati kematian-Nya. Kedua peristiwa ini dapat dan boleh disebut sebagai peristiwa ekspresi Allah yang mengasihi dunia ini. Ada pendapat yang mengatakan bahwa Injil Yohanes tidak mengangkat/ membicarakan tentang peristiwa Natal/ kelahiran Yesus – seperti hal-nya Injil Matius & Lukas, sehingga dianggap terlalu memaksa untuk mengartikan kata mengaruniakan dengan peristiwa palungan Betlehem (Natal). Lebih tepatnya kata mengaruniakan diartikan pada peristiwa Golgota – Yesus mati di atas kayu salib bagi pengampunan dosa. Sementara ada pendapat yang menghubungkan Yohanes 3:16 ini dengan 1:14 – The Word became flesh – Firman menjadi manusia – peristiwa inkarnasi Allah yang terjadi di palungan Betlehem. Hanya saja Injil Yohanes tidak mengangkat/ menceritakan kisah Natal yang saling melengkapi dari Matius dan Lukas, hal ini bukan berarti Yohanes secara implisit tidak mengisahkannya. Bagaimana-pun juga kita memaknainya, yang jelas setiap kita yang percaya kepada-Nya sesungguhnya telah menerima karunia-Nya – percaya kepada Anak-Nya yang Tunggal sehingga kita tidak binasa, melainkan beroleh hidup kekal. Tuhan memberkati. -JP