Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama- sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. ⁹Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. ⁰Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. (Yohanes 1)
Perenungan kemarin membicarakan kasih Allah yang BEGITU BESAR kepada dunia ini. Penggunaan kata yang dianggap cukup mewakili untuk menggambarkan dimensi kasih Allah yang sesungguhnya tidak dapat digambarkan. Namun setidaknya ketika kita mencoba mengaitkan dengan dengan subyek kasih yakni Allah itu sendiri, dengan obyek kasih yang adalah dunia ini – maka diharapkan kita dapat menemukan kedalaman kasih-Nya kepada kita. Kita akan mulai dari obyek kasih-Nya, yakni dunia (mankind) ini. Seperti apakah Yohanes 1 menggambarkan dunia ini? 1. Dunia yang dijadikan oleh-Nya, dunia yang diciptakan-Nya, dunia yang tidak pernah ada bila IA tidak menciptakan-Nya. 2. Dunia (orang-orang) yang adalah milik-Nya. Yohanes mengungkapkan dengan tepat bila kita menganggapnya sebagai klaim Allah bahwa dunia ini milik-Nya, ya memang karena IA-lah yang menjadikannya. 3. Dunia yang tidak mengenal pencipta-Nya dan dunia yang menolak (tidak menerima) pemilik-Nya. Berdasarkan poin ini maka seharusnya dunia tidak layak dan pantas untuk menerima kasih-Nya. Bila dunia harus menerima murka-Nya dan dibinasakan-Nya maka hal itu wajar & tidak berlebihan. Namun bila Allah sampai mengasihi dunia maka sebenarnya hal itu-pun wajar juga. Mengapa? Kita hanya bisa menemukan alasan ini di dalam hati & pikiran Allah itu sendiri. Ya, karena dunia yang bejat ini adalah dunia yang dijadikan-Nya dan milik-Nya. IA adalah Allah yang BEGITU BESAR mengasihi milik-Nya. Dan kita ada di dalamnya. Terpujilah nama TUHAN. -JP