Renungan
Pernahkah Anda kecewa ketika menonton sebuah film yang dibintangi aktor atau aktris pujaan Anda? Hal seperti ini membuktikan bahwa yang paling penting sebenarnya bukanlah hanya pemeran film itu sendiri, tetapi totalitas film itu, mulai dari akting para pemeran yang meyakinkan, cerita yang menarik, hingga efek-efek khusus yang memukau mata dan pendengaran. Biarpun dalam iklan film itu nama si pemeran ditulis besar-besar, tetapi semua itu hanya daya tarik. Yang terutama dari sebuah film tetaplah penyampaian cerita yang dikisahkan film itu sendiri.
Kepada beberapa orang Lewi dan imam yang diutus orang Yahudi dari Yerusalem, Yohanes, yang di dalam Injil-Injil Sinoptis disebut Yohanes Pembaptis, menegaskan bahwa dirinya bukan Mesias, Elia, ataupun sosok nabi eskatologis yang akan datang. Ia justru mengutip ayat dari Kitab Yesaya dan menyatakan diri sebagai orang yang menyerukan persiapan untuk kedatangan Tuhan. Karya baptisannya menunjuk kepada “Dia yang tidak kamu kenal, … yang datang kemudian dari padaku” (26-27), yang adalah referensi kepada Yesus, Sang Firman yang menjadi manusia.Tak hanya itu, Yohanes dengan blak-blakan menyatakan posisinya di hadapan Dia yang disaksikannya itu, bahwa untuk “membuka tali kasut-Nyapun, aku tidak layak” (27).Walau Yohanes tampil di depan dan menjadi pusat perhatian, kesadarannya akan siapa yang paling tinggi tak pernah hilang.Semua yang ia lakukan tak lebih dari meratakan/ mempersiapkan jalan untuk Yesus.
Yohanes patut menjadi teladan kita semua sebagai anak-anak Allah, khususnya kita yang aktif di dalam pelayanan. Entah sebagai pendeta, majelis, aktivis, dan lainnya, bintang utama di dalam pelayanan bukanlah diri kita. Ingatlah senantiasa bahwa Yesus Kristus adalah tujuan dan bintang utama dari segala pelayanan kita. Semua karya kita tak lebih dari kesaksian kita yang mengantarkan orang lain kepadaTuhan, Sang Firman yang adalah terang itu.