⁵Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. ⁶Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. ⁷Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. ⁸Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja- pekerja untuk tuaian itu.” (Matius 9)
Seharusnya setiap kita setuju bahwa perkataan Yesus di ayat 37 ini terkait erat dengan apa yang dituliskan Matius di ayat 36, khususnya tatkala melihat orang banyak yang lelah dan terlantar itu. Dengan demikian tatkala Yesus menyebut TUAIAN yang banyak itu pasti merujuk pada ORANG banyak itu. Bila demikian Yesus menempatkan orang itu sebagai tuaian yang harus (seharusnya) dituai (dipetik). Yang menjadi pikiran berikut adalah, kondisi seperti apa atau posisi seperti apa untuk menjelaskan tentang hasil akhir dari tuaian tersebut:
- Apakah hal ini menunjukkan bahwa orang yang membawa (segala) penyakit itu harus mengalami kesembuhan dan sehat kembali?
- Apakah mereka yang mengalami berbagai kelemahan telah dituliskan dan mengalami kekuatan yang baru di dalam TUHAN? Termasuk juga bagi mereka yang mengalami kelemahan jiwani dan dijauhkan dari stres dan depresi.
- Apakah mereka telah menemukan arahan kembali dari “ketersediaan dan ketiadaan penggembalaan” kepada perjumpaan dan relasi yang intim dengan Allah yang hidup?
Seorang penafsir menuliskan demikian, Ungkapan seperti domba tidak bergembala diambil dari 1 Raja-raja 22:17, dan menggambarkan keadaan yang menyedihkan dari orang-orang yang tidak mempunyai pemandu yang setia yang menuntun mereka di dalam perkara-perkara mengenai Allah. Jadi nampaknya selaras dengan poin ke 3 di atas. Bila demikian, maka pertanyaan berikutnya apakah berarti kondisi penyakitan dan kelemahan sama sekali tidak berkontribusi dan bersignifikansi? Tentu saja saya mempercayai bahwa perhatian Yesus dan segala upaya yang dilakukan-Nya untuk menyembuhkan & menguatkan yang lemah didasarkan oleh kesungguhan & ketulusan hati dari Anak Manusia yang penuh Kasih ini. Dengan demikian kondisi ragawi & jiwani akan membawa mereka untuk memiliki kesehatan rohani yang berelasi dengan Sumber Damai Sejahtera itu sendiri. Dengan demikian seharusnya kita memaknai tuaian bukan sesuai yang berakhir di dunia ragawi & jiwani saja dan dalam keadaan, melainkan harus berakhir dalam kekekalan sorgawi – sebagaimana agenda Yesus dalam pengajaran-Nya. -JP
Bacaan Alkitab
Kejadian 26–27
Matius 13
Mazmur 12
Amsal 3:9-10