?Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia. ?Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan ber-sama dengan Dia dan murid-Nya. Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid Yesus: “Mengapa gurumu makan ber-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” (Matius 9) Para pemungut cukai dan orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka ber-sungut-lah orang Farisi dan ahli Taurat, katanya: “Ia menerima orang berdosa dan makan ber-sama dengan mereka.” (Lukas 15)
Bacaan Alkitab
Bilangan 8-9
Lukas 21
Amsal 10:29-30
Dalam Matius 9 dan Lukas 15, penulis menyetarakan pemungut cukai dengan orang berdosa. Dan, memang masyarakat Yahudi di Palestina pada era Yesus membenci para pemungut cukai ini. Apa yang membuat pemungut cukai dibenci? Padahal di era modern ini, menjadi pegawai kantor pajak atau pegawai bea cukai adalah karier yang membanggakan.
Kita perlu melihat sistem perpajakan era Romawi abad pertama. Untuk menjalankan pemerintahan, melakukan pembangunan, dan membiayai tentara-nya, Kekaisaran Romawi menarik pajak dan cukai dari para jajahannya. Termasuk wilayah Palestina. Sistemnya demikian, di suatu wilayah pemerintah Romawi menunjuk atau melakukan lelang di antara para pengusaha tentang jumlah pajak dan cukai yang mampu mereka setorkan pada pemerintah. Pemenang lelang atau pengusaha yang ditunjuk lalu menyetor uang tersebut pada pemerintah Romawi. Lalu, si pengusaha tersebut baru kemudian menarik pajak dan cukai kepada rakyat sesuai jumlah yang telah ia setor plus dana lebih sebagai bagian dari keuntungannya. Pengusaha tersebut melakukan penarikan pajak melalui agen. Kemungkinan besar, Matius (Matius 9:9-10) dan Zakheus (Lukas 19:2) adalah agen tersebut. Sebab, pengusaha yang ditunjuk Romawi biasanya adalah warga negara Romawi. -JP