?Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia. ?Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” (Matius 9)
Bacaan Alkitab
Bilangan 10-11
Lukas 22
Amsal 10:31-32
Mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan istilah marginal, bahkan tidak sedikit gereja TUHAN yang menjadikan segmen sosial ini menjadi sasaran pelayanan yang dikerjakan oleh lembaga dan gereja TUHAN. Memang ada pemahaman yang cukup luas dari kata marginal ini. Mari kita bandingkan dengan beberapa tulisan yang mencoba memaparkan hal ini. Siapakah yang disebut kaum marginal? Marginal berasal dari bahasa inggris yang berarti jumlah atau efek yang sangat kecil. Artinya, marginal adalah suatu kelompok yang jumlahnya sangat kecil atau bisa juga diartikan sebagai kelompok prasejahtera. Marginal juga identik dengan masyarakat kecil atau kaum yang terpinggirkan Jadi kaum marginal adalah masyarakat kelas bawah yang terpinggirkan dari kehidupan masyarakat. Contoh kaum marginal antara lain pengemis, pemulung, buruh, petani, dan orang dengan penghasilan pas-an atau bahkan kekurangan. Di era situasi dan kondisi saat ini kaum marginal secara umum adalah masyarakat yang terpinggirkan karena miskin, gelandangan, kaum buruh, anak jalanan dan lain lain. Penyebab mereka terpinggirkan karena tekanan ekonomi, sosial, budaya, politik dan kadang juga peraturan maupun kebijakan pemerintah. Berdasarkan pemaknaan di atas, apakah Matius dkk. bisa disebut sebagai kaum marginal? Mungkin BISA, tapi mungkin seharusnya TIDAK BISA karena mereka belum tentu miskin, bukan gelandangan, bukan pula orang jalanan – bahkan mungkin secara finansial mereka tercukupkan. Namun bila kita mengartikan sebagai kaum yang terpinggirkan, YA mereka adalah kaum yang terpinggirkan. Sistem sosial (yang sangat mungkin dipengaruhi oleh sistem keyakinan) menempatkan mereka sebagai kaum marginal – kaum pendosa. Pertanyaannya, apakah Yesus tahu dengan kondisi ini, ada kaum marginal – yang tersisihkan oleh karena mereka dianggap/disebut sebagai orang berdosa? Saya sangat yakin Yesus tahu kondisi sosial ini. Berikutnya, mengapa Yesus menghampiri & menerima undangan makan itu? Tentu secara rohani kita mengetahui jawabannya, khususnya tatkala Yesus mengatakan bahwa orang sakit-lah yang memerlukan tabib. Tentu hal ini dapat kita jabarkan lebih jauh. Dan di sisi itulah seharusnya setiap orang percaya & gereja TUHAN harus menelisik, merenungkan, menemukan jawabannya dan melakukannya.
DOA: Sesungguhnya setiap kami adalah bagian dari kaum marginal (terpinggirkan karena keberdosaan), namun syukur kepada TUHAN karena Engkau menghampiri, menyapa dan mengasihi kami. Terima kasih ya TUHAN. -JP