Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus. Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh. Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka; dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga. Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada- Nya:”Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?” (Mark. 7: 1-5)
Bacaan Alkitab
Ulangan 5-6
Yohanes 16
Mazmur 80
Amsal 11:29-31
Kalau kita membaca khususnya kitab Injil, maka kita dapati di sana bagaimana Tuhan Yesus melayani secara holistik, bukan hanya menyembuhkan penyakit, tetapi Dia sangat memperhatikan pengajaran sebagai suatu kebutuhan orang-orang yang mengikuti Dia. Dan ketika ada orang yang bertanya, apakah itu dilontarkan karena ingin tahu atau untuk mencobai, Tuhan Yesus mengambil kesempatan itu untuk menyampaikan pengajaran, menyatakan kebenaran. Salah satunya, kita melihat dalam bagian firman Tuhan yang menjadi bahan bacaan kita di atas.
Tuhan Yesus menjawab pertanyaan orang-orang Farisi dan ahli Taurat dengan menjelaskan apa yang salah tentang pemahaman mereka yang mencapur-adukkan antara perintah Allah dan adat istiadat Yahudi. Karena bagi orang Yahudi sering kali adat-istiadat itu seolah-olah sama dengan perintah Allah, bahkan melebihi menurut yang mereka praktekkan. Yang dipermasalahkan para pemimpin agama ini adalah yang berkaitan dengan mencuci tangan sebelum makan. Bagi para pemimpin agama Yahudi ini, makan dengan tidak mencuci tangan, sama dengan berbuat dosa. Pada hal itu hanya kebiasaan nenek moyang mereka ketika makan, alias adat-istiadat.
Maka Tuhan Yesus mengajarkan kepada mereka bahwa yang lebih penting adalah perintah Allah atau apa yang telah di firmankan Allah. Tuhan mau agar orang-orang yang mengikuti Dia tidak dibebani dengan aturan-turan yang begitu banyak yang dibuat oleh para pemimpin agama ini. Celakanya, justru para pemimpin agama ini tidak melakukan segala aturan dan adat-istiadat itu. Tidak tertutup kemungkinan, hal yang sama terjadi sampai sekarang ini. Dimana banyak orang Kristen yang melakukan aturan-aturan tertentu yang sebanarnya tidaka ada di dalam Alkitab, salah satunya sunat. Yesus mau kita yang lelah dan berbeban berat datang kepada-Nya untuk memperoleh kelegaan. -FD