Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. ?Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. ?Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan. ?Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. ?Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. ?Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus. (1 Korintus 15)
Bacaan Alkitab
Yosua 3-4
Kisah Para Rasul 11
Mazmur 96
Amsal 12:27-28
Sesungguhnya perdebatan/ polemik tentang kebangkitan Kristus tidak hanya terjadi di masa pelayanan Paulus saja. Sampai saat ini perdebatan tentang kebangkitan ini masih terjadi. Munculnya pandangan lain, yang tentu saja dilatar belakangi oleh pemahaman & keimanan yang berbeda. Saya mencoba untuk menyalin sebuah tulisan yang mencoba memberikan komentar terhadap kebangkitan Kristus, sebagai berikut:
Seperti umum diketahui, para mufassir mengajukan beragam pandangan. Umumnya mereka menganggap ada orang lain yang diserupakan sebagai Yesus dan disalib. Artinya, Yesus tidak mati. Ibnu Katsir, misalnya, menceritakan bahwa ketika rumah yang ditempati Yesus dan murid-muridnya dikepung oleh orang-orang Yahudi pada Jumat sore, Yesus bertanya: Siapa di antara kalian yang mau diserupakan dengan saya, dan nanti akan menjadi teman saya di surga?
Ketika salah seorang murid yang paling muda setuju, maka atap rumah itu terbuka. Yesus tertidur dan tubuhnya diangkat ke langit melalui lubang di atap rumah tersebut. Di sini terlihat bagaimana Ibnu Katsir merekonstruksi kisah penyaliban untuk berargumen bahwa Yesus diangkat ke langit dalam keadaan hidup.
Bila kita membaca dan merenungkan secara sekilas, maka kita akan dibawa pada sebuah pendapat bahwa Yesus sesungguhnya tidak mati – karena posisi-Nya digantikan oleh orang lain. Dengan demikian konsep penebusan dosa manusia melalui kematian Yesus di atas kayu salib hanya menjadi doktrin isapan jempol semata. Tidak bisa diterima sebagai sebuah kebenaran. Pandangan serupa masih bisa kita temukan, dengan agenda yang sama untuk menimbulkan keraguan bahwa kematian – bahkan kebangkitan Yesus adalah berita palsu. (JP)