9 Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu. 15 Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. 16 Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. 17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. 24 Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama- sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. 26 dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.” (Yohanes 17:9-26)
Bacaan Alkitab
Hakim-Hakim 1-2
Kisah Para Rasul 23
Mazmur 108
Amsal 13:24-25
Istilah ini mulai menyeruak setelah gencar disuarakan oleh rekan dari gereja denominasi dari Bethany sebagai bentuk nyata terhadap keprihatinan kegerakan misi yang hanya bersifat sporadic. “Menara Doa” oleh rekan-rekan kita dipahami sebagai bukan hanya bersifat kegerakan misi untuk memenangkan banyak jiwa saja tetapi juga dalam kesatuan untuk mewujudkannya dalam bentuk fisik yang dimulai di awal tahun 2000an. Bagi mereka Menara Doa adalah tempat dimana murid-murid Tuhan Yesus (Tubuh Kristus) menaikkan doa, pujian dan penyembahan selama 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu, 365 hari dalam setahun. ‘Menara’ ini adalah tempat murid-murid Yesus merindukan, memuji dan menyembah Allah Bapa untuk mendatangkan Kerajaan-Nya supaya kehendak-Nya terjadi di bumi seperti di sorga. Menara Doa juga merupakan pusat penjagaan bersama, hingga kesatuan gereja- gereja Tuhan terwujud. Melalui menara ini, sebagai tempat yang tinggi atau strategis, gereja Tuhan bertugas meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan Tuhan (Habakuk 2:1-3). Apa yang menjadi kegerakan misi ini sesungguhnya tidak dipahami hanya sekedar mewujudkan tempat pusat doa, pujian sebagai pertahanan spiritual yang dipandang secara territorial dalam mewujudkan kerajaan Allah. Yesus justru menjadikan diri-Nya sebagai Menara Doa bagi semua bentuk kehendak-Nya dan semua hasrat pelayanan-Nya. Menjadikan diri sebagai Menara Doa adalah kehendak mutlak Kristus bagi orang percaya. Yesus berdoa untuk bukan hanya untuk pelayan yang dikerjakanNya pada waktu itu saja, tetapi juga Dia bersyafaat bagi semua murid- murid dan orang-orang percaya yang melintas abad dan tempat supaya mereka menjadi umat yang tetap kepunyaan-Nya, rukun, bersehati (v. 9-11). Apa yang dirindukan-Nya ini juga akan terus dikerjakan-Nya meski Yesus tidak lagi bersama- sama secara fisik (v. 12) Penjagaan atas umatNya juga tidak akan berakhir (v. 15 -16). Kebenaran firman akan senantiasa tinggal tetap (v. 17). Saat ini berbagai krisis melanda Indonesia, yang semuanya di luar kemampuan manusia untuk mengatasinya serta untuk mengantisipasi. Kejahatan yang semakin bertambah-tambah, seharusnya mengundang kesadaran dan tanggapan orang percaya untuk mendirikan Menara Doa yang disana nyata panggilan kita sebagai imamat yang rajani, (1Petrus 2:9). Tuhan menghendaki kita menjadi MENARA DOA, bagi bangsa Indonesia bahkan bagi semu bangsa. (Ant)