9 Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu. 15 Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. 16 Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. 17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. 24 Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama- sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. 26 dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.” (Yohanes 17:9-26)
Bacaan Alkitab
Hakim-Hakim 10
Roma 1
Mazmur 114
Amsal 14:11-12
Dalam kehidupan pertemanan/persahabatan dapat hancur apabila tidak dipupuk dan dipelihara dengan baik. Salah satu usaha untuk tetap memupuk dan memelihara pertemanan adalah dengan berkomunikasi meski pertemuan fisik tidak bisa dilakukan. Begitu pun dengan kehidupan doa kita. Karena kesibukan, terkadang doa dilakukan dengan buru-buru dan ala kadarnya. Bisa juga menjadi rutinitas belaka tanpa kerinduan yang sungguh-sungguh untuk bertemu Tuhan dalam doa. Semakin kita jarang berhubungan dengan Tuhan melalui doa, akan makin terasa asing dan sulit untuk dekat dengan-Nya. Doa-doa yang kita panjatkan pun terasa lemah dan tidak mengena. Padahal, kehidupan doa yang sungguh-sungguh mutlak diperlukan bagi pertumbuhan iman kita. Kehidupan doa yang dipandang dengan serius dan dilakukan dengan sungguh-sungguh, akan menolong kita bertumbuh bersama dalam spiritualitas sekaligus jiwa dan raga kita. Selain itu juga mendatangkan kekuatan dan pengharapan saat dalam kesesakan, menambahkan sukacita serta semangat untuk berbuat yang terbaik bagi Tuhan dalam setiap kondisi sekalipun kondisi itu berat dan penuh dengan pergumulan. Oleh sebab itu, tuntutan untuk tetap setia berdoa dalam keadaan apa pun juga diserukan oleh Paulus bagi jemaat di Tesalonika yang juga mengalami berbagai-bagai pergumulan dan penganiayaan. Orang yang setia akan selalu menaruh pengharapannya kepada Tuhan, dan tidak pernah berpaling dari janji atau setiap perkataan-Nya. Imannya akan semakin diperkuat dan diperbesar melalui setiap peristiwa hidup. Kuasa Roh Kudus senantiasa penuh atasnya sehingga penyertaaan Tuhan nyata dalam setiap langkah hidupnya. Mereka akan mudah dipakai Tuhan untuk melakukan perkara besar dan menjadi raksasa-raksasa iman yang tangguh, sehingga tujuan Allah melalui hidupnya pun tergenapi. Hal-hal ini secara tidak langsung juga sedang disampaikan oleh Tuhan Yesus dalam keteladan hidup doaNya sebagai Menara Doa. Urgenitas mendoakan orang-orang percaya pada waktu Tuhan Yesus sedang melayani dan orang-orang percaya akibat pemberitaan Injil pada masa-masa setelahnya dipahami sebagai penyataan Tuhan bahwa mereka bisa saja menjadi orang yang terhilang atau anak sulung dan bungsu yang terhilang seketika. Mereka disebut dalam doa oleh Tuhan Yesus karena dalam pengetahuan-Nya, Tuhan Yesus tahu kehidupan mereka tidak mudah. Harus ditopang oleh doa-doa dari orang-orang yang mereka kenal. Inilah pentingnya kita bersyafaat bagi orang percaya/kudus lainnya supaya mereka juga tetap dipelihara dan dikuduskan oleh Tuhan, karena makin hari kehidupan iman orang percaya tidak mudah dilalui. Mari sebutlah nama-nama yang Anda kenal, karena itu menolong MENARA DOA yang lain tidak roboh dan hancur. Kita semua masih butuh belas kasih Tuhan. (Ant)