9 Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu. 15 Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. 16 Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. 17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. 24 Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama- sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. 26 dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.” (Yohanes 17:9-26)
Bacaan Alkitab
Hakim-Hakim 8-9
Kisah Para Rasul 28
Mazmur 113
Amsal 14:9-10
Pandemi Covid 19 memang memberikan dampak yang luar biasa dalam segala sisi kehidupan kita. Ada banyak rekan-rekan kita yang kemudian menceritakan bahwa mereka sudah tidak lagi bekerja karena situasi kerja yang tidak kondusif karena macet dan matinya roda ekonomi. Dan bahkan ada yang juga menambahkan selain tidak lagi bekerja, ada anggota keluarga yang tiba-tiba sakit dan membutuhkan perhatian khusus serta dana pengobatan yang tidak sedikit atau bahkan lebih buruk dari pada itu bahwa ada yang anggota keluarganya tiba-tiba meninggal karena sakit, yang pastinya menimbulkan goncang tersendiri bagi keluarga yang ditinggalkan. Di atas itu semua saya secara pribadi masih mendengar dari mulut bibir mereka bahwa mereka masih tetap mempercayai Tuhan. Tuhan pasti akan menolong dan membukakan jalan keluar yang terbaik. Bagi saya secara pribadi pencobaan-pencobaan yang dialami dalam masa pandemi ini memang membuat kita semua bergumul banyak dengan nada kekhawatiran kapan akan berakhir. Kapan ada jalan keluar? Namun ada yang indah ketika kita semua mengingat bagian firman Tuhan yang ditulis oleh Yakobus untuk semua orang percaya diperantauan yang sedang mengalami banyak pencobaan. Mengawali suratnya (ayat 1-4), Yakobus meminta kita untuk menganggap berbagai pencobaan dalam hidup ini sebagai suatu kebahagiaan, karena ujian terhadap iman kita itu menghasilkan ketekunan. Namun, bagaimana kita dapat menerapkan perintah ini ketika kita sedang bergumul melewati kesulitan-kesulitan hidup seperti sakit penyakit, masalah keuangan, atau kehilangan orang yang kita kasihi? Alkitab mengajar kita bahwa solusinya bukanlah berdoa memohon Tuhan mengeluarkan kita dari pencobaan, melainkan berdoa memohon Tuhan memberikan hikmat yang kita butuhkan untuk melewatinya. Hikmat tidak sama dengan pengetahuan; hikmat adalah pengetahuan yang diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. Kita membutuhkan hikmat untuk menolong kita melihat pencobaan dari perspektif yang benar, supaya kita dapat melihat kesempatan-kesempatan untuk bertumbuh dewasa melaluinya. Alkitab memberi kita jaminan pasti: Tuhan akan memberikan kita hikmat dengan murah hati jika kita memintanya. Makin lama pencobaan kita alami, makin sulit untuk dapat tetap mempercayai Tuhan. Mungkin itulah sebabnya Yakobus mengingatkan kita satu hal yang penting: kita harus meminta hikmat itu dalam iman. Kita harus berhati-hati untuk tidak mendua hatitidak yakin apakah Tuhan benar-benar mendengarkan doa kita atau meragukan apakah Tuhan sungguh-sungguh mengasihi kita. Tuhan Yesus dalam perikop ini juga mengandalkan hikmat dari Bapa-Nya yang bersumber pada firman (v.14,17,19). PILAR HIKMAT mengokohkan MENARA DOA tidak mudah roboh. Sebab itu, mari datang kepada Tuhan meminta hikmat-Nya. (Ant)