Yakobus 1:19 _ 19 Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah_; 26 Kalau kalian marah, janganlah membiarkan kemarahan itu menyebabkan kalian berdosa. Janganlah marah sepanjang hari, 27 supaya Iblis tidak mendapat kesempatan. Efesus 4:26- 27, BIS
Bacaan Alkitab
1 Tawarikh 17-18
1 Timotius 4
Amsal 19:8-9
Renungan
Setiap kita pasti pernah marah kepada anggota keluarga kita. Entah karena masalah yang sangat rumit hingga hal yang sepele. Kemarahan pun terjadi tanpa mengenal waktu, entah pagi buta atau tengah malam. Kemarahan juga tidak mengenal kondisi, waktu liburan yang menyenangkan, waktu sakit, bahkan dalam keadaan dukacita pun, kita tetap bisa marah. Selain itu, kemarahan juga tidak mengenal tempat. Kita bisa marah di rumah kita ataupun di tempat umum. Kemarahan dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, karena kemarahan adalah bagian dari emosi yang Tuhan ciptakan dalam kehidupan kita.
Tetapi, ayat Alkitab di atas mengajarkan kita bahwa setiap orang sebenarnya mampu untuk mengatur emosi marah. Di dalam pertolongan Tuhan kita bisa belajar untuk lambat marah. Artinya, kita tidak selalu harus meresponi keadaan dengan kemarahan, bisa dengan serius yang tenang, membawa dalam bentuk candaan, menerima keadaan dengan ucapan syukur, dll. Alkitab mengajarkan bahwa kita sebenarnya memiliki banyak pilihan untuk meresponi keadaan, ketika kita memilih untuk tidak cepat marah dan mendengarkan dengan sabar tentang masalah itu.
Namun, jika memang harus marah, Alkitab juga mengajarkan bahwa kita juga harus belajar untuk tidak berbuat dosa dalam kemarahan kita. Misalkan, ketika marah kita tidak mengatakan hal yang melukai perasaan atau menyakiti tubuh keluarga kita. Apabila memang harus memberikan disiplin fisik kepada anak, maka harus dibarengi dengan hikmat dalam memilih tempat, waktu, dan cara yang tepat untuk membawa kebaikan dari disiplin fisik tersebut. Kita juga tidak boleh menyimpan kemarahan dalam hati kita. Karena kemarahan yang disimpan adalah pintu masuk buat iblis dapat menghancurkan keluarga kita.
Hal ini memang tidak mudah, tetapi mungkin untuk dilakukan di dalam pertolongan Roh Kudus. Mari kita memohon Tuhan menolong kita mengekspresikan kemarahan dengan benar dalam keluarga kita. -WS