Kejadian 2:7-25
7 ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. 8 Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu… 15. TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. 16 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” … 21 Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. 22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. 23 Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” 24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. 25 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
*Bacaan Alkitab *
1 Tawarik 22-23
1 Timotius 6
Renungan
Menurut katadata.co.id, jumlah penduduk di Pulau Dewata sebanyak 4,28 juta jiwa sampai akhir 2021. Dari jumlah tersebut, sebanyak 42,98% berstatus belum kawin dan 51,62% berstatus kawin. Ada pula1,12% penduduk Bali yang berstatus cerai hidup dan 4,28% berstatus cerai mati. Dan mereka yang berstatus cerai hidup disebabkan oleh: KDRT, kesulitan ekonomi dan poligami, yang pada akhirnya bermuara tidak adanya komunikasi yang baik. Tidak ada komunikasi bisa membuat: suami istri dan anak yang tidak mengetahui tanggung jawabnya. Kehidupan keluarga dalam keadaan kacau, tak teratur dan terarah, orang tua kehilangan kewibawaan untuk mengendalikan kehidupan anak-anaknya terutama remaja, mereka melawan orangtua, dan terjadi pertengkaran terus menerus antara suami istri terutama mengenai soal mendidik anak-anak. Jika akhirnya terjadi perceraian sebagai puncak dari problem yang berkepanjangan, maka semua anggota keluarga akan menderita bukan hanya orang tua tetapi juga anak-anak. Mata rantai keluarga akan putus dan terpisah karena keutuhan keluarga sudah tidak ada lagi. Dan jika terjadi keterpisahan akan bisa dibayangkan bahwa komunikasi benar-benar sudah tidak ada lagi. Ketika Allah menjadikan manusia berasal dari firman yang diperkatakan-Nya. Ketika manusia diciptakan maka dari Mulut Allah dihembuskan nafas hidup. Semua itu adalah symbol dari komunikasi. Allah sangat mencintai berkomunikasi. Ketika Adam diberikan tugas memelihara taman dan mengusahakannya semuanya diperkatakan melalui mulut Allah sendiri. Ketika Allah menjadikan Hawa sebagai penolong bagi Adam maka itu semua juga dikemas dalam komunikasi yang setara dan bukan saling merendahkan. Ketika Hawa jatuh dalam dosa, terungkap bahwa telah terjadi gap komunikasi. Hawa tidak berkomunikasi dengan Adam perihal memakan buah dari pohon yang ada ditengah Taman. Dan meski Adam tahu tentang hal ini, Adampun gagal berkomunikasi dengan istri dengan membiarkannya. Padahal suami istri harus saling terbuka, sebagaimana gambaran dari kata keduanya telanjang. Jika komunikasi itu matarantai kokoh dalam keluarga, maka jangan pernah mengabaikan hal ini. -Ant