ROMA 15:1-7
1Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. 2Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya. 3Karena Kristus juga tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, tetapi seperti ada tertulis: “Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai aku.” 4Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci. 5Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus, 6sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus. 7Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.
Bacaan Alkitab
1 Tawarik 24-25
2 Timotius
1 Amsal 19:15-16
Renungan
Ada banyak praktisi dan konselor keluarga mempercayai bahwa komunikasi dalam keluarga ibarat jantung dalam tubuh kita yang kegunaannya memompa darah untuk memberi kekuatan, kesehatan dan menghasilkan semangat yang prima dalam mengarungi kehidupan. Untuk itu maka dipandang sangat penting bahwa komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan keluarga khususnya tentang kerukunan dalam keluarga. Alkitab memberi ajaran yang sangat indah bagaimana kita harus terus belajar untuk saling berkomunikasi secara sehat antar seluruh anggota keluarga. “Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya.” (Roma 15:2). Konteks jemaat Roma sebagai jemaat keluarga/Rumah Tangga sangat rentang untuk gampang pecah, kompetisi yang salah serta terancam nilai-nilai individualis yang berkembang akibat kesulitan hidup. Untuk itu Paulus sesungguhnya menuliskan Panjang lebar tentang pokok iman Kristen berikut dengan aplikasinya dalam kehidupan keseharian. Dengan harapan meski tidak memiliki gembala tetapi mereka merasakan kasih dan perhatian dari gembala, berupa nasihat dan doa. Nasihat untuk mencari kesenangan sesame dipahami bahwa setiap anggota keluarga harus berorientasi ‘positif’ dalam berkomunikasi. Tidak saling menyalahkan, tidak mencari kesenangan dan kemenangan sendiri. Tetapi kebersamaan dalam kesenangan dan kebahagian dalam kesatuan. Dan memang komunikasi yang sehat, bukan datang secara otomatis. Tetapi harus diusahakan! Ayah, sebagai ‘imam dalam keluarga’ diberi kuasa oleh Allah melalui hikmat untuk menjadi pemimpin keluarga, ibarat moderator dalam mengatasi masalah- masalah keluarga. Setiap keluarga ‘pasti’ mempunyai masalah. Melalui komunikasi yang sehat, setiap masalah bisa diselesaikan dengan baik. Perbedaan pendapat bukan menjadi alasan untuk perpecahan, permusuhan bahkan retaknya mahligai perkawinan. Komunikasi yang indah dalam keluarga, akan menghasilkan kesepahaman, kerukunan dan kebahagiannya. Bahkan, ibarat air di gelas tumpah ruah menjadi berkat bagi sesama. Tentunya ada banyak hal yang bisa terus kita upayakan bersama dalam keluarga, yakni: kemampuan mendengar dengan empati, tidak mudah berbicara dengan penuh emosi saat marah, menghargai perbedaan pandangan tanpa menghakimi, berusaha tidak menang sendiri, menyampaikan dengan santun berdasarkan kasih, (meski itu untuk suami, istri atau anak-anak kita), tidak berbohong dan selalu terbuka kepada seluruh anggota keluarga. Ini adalah upaya sederhana yang terus harus kita pelihara dalam kerangka mendengarkan nasihat dari Paulus. Susah? Pastinya tidak. Hanya maukah? -Ant