LUKAS 24:13-35 Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, 14 dan mereka bercakap- cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. 15 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama- sama dengan mereka. 16 Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia… 25 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! 26 Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?”… 30 Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. 31 Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. 32 Kata mereka seorang kepada yang lain: “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” 33 Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka. 34 Kata mereka itu: “Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon.” 35 Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti
Bacaan Alkitab
1 Tawarik 28-29
2 Timotius 3
Amsal 19:18-19
.Renungan
Model komunikasi yang rohani dimaksudkan untuk mengimbangi komunikasi yang terlalu sekuler. Komunikasi yang sekular berarti komunikasi yang lebih banyak berbicara tentang hal-hal yang duniawi. Manusia kurang menyadari bahwa di dalam dirinya ada roh yang juga menggerakkan kehidupannya. Kehadiran roh dalam diri manusia cenderung kurang disadari karena manusia lebih berfokus kepada hal-hal yang jasmani. Dengan demikian, komunikasi yang rohani ada sebagai upaya menyeimbangkan komunikasi supaya tidak hanya berbicara tentang hal-hal yang duniawi, tetapi perlu komunikasi yang bernuansa rohani. Gambaran mengenai model komunikasi yang rohani bisa didapat dalam kisah Yesus yang menampakkan diri di jalan ke Emaus dalam Luk. 24:13- 35. Dalam perjalanan ke Emaus itu, kedua murid mengalami peristiwa rohani. Peristiwa rohani merupakan peristiwa perjumpaan dengan Yesus yang bangkit dan telah mengalahkan kematian. Selanjutnya dalam peristiwa itu dikatakan sejak awal Yesus sudah mendengarkan percakapan para murid, tetapi para murid tidak mengenali sosok Yesus yang hadir di antara mereka. Yesus pun mengajukan pertanyaan kepada para murid. Maksud dari pertanyaan yang diajukan oleh Yesus adalah untuk mendengarkan pengalaman rohani mereka. Akan tetapi, para murid menjawab dengan nada kecewa karena dalam pandangan mereka, Yesus dianggap sebagai sosok yang akan membebaskan bangsa Israel itu kalah dan telah wafat. Dengan demikian, para murid mengalami perasaan kecewa, sedih, dan duka karena kurang memahami kehendak Allah. Jika para murid mengenal isi Kitab Suci, mereka bisa dengan mudah untuk mengenali kehendak Allah yang terjadi dalam peristiwa kehidupan Yesus. Oleh karenanya, Yesus berusaha memahami mereka dengan menerangkan isi Kitab Suci tentang diriNya. Jelas disini, Kitab Suci adalah sarana untuk memahami dan mengenali kehendak Allah dalam diri manusia. Yesus yang mengambil roti, mengucap berkat, dan memecah-mecahkan roti menjadi pengalaman puncak bagi para murid untuk mengenali Yesus yang hadir di tengah-tengah mereka. Para murid kembali merasakan pengalaman rohani. Penegasan-penegasan seperti ini diperlukan dalam komunikasi dalam keluarga untuk mengingatkan kembali pengalaman rohani yang hadir di tengah-tengah kehidupan manusia. -Ant