2 Korintus 8:2,9 Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.
Bacaan Alkitab
2 Tawarik 33-34
Ibrani 10
Amsal 20:19
Renungan
Dalam Perjanjian Baru tampaknya kita tidak banyak mendapati catatan tentang hari raya-hari raya yang dilakukan orang Kristen mula-mula. Namun bukan berarti mereka kita merayakan Tuhan. Sebagaimana kita sepakati di awal, esensi lebih penting daripada ekspresi. Sekalipun orang Kristen mungkin tidak lagi terikat dengan ritual hari raya-hari raya tertentu, namun esensi pengucapan syukur terlihat nyata dan kuat.
Kisah tentang jemaat Makedonia yang diceritakan Paulus dalam ayat ini menjadi bukti yang luar biasa dari hati yang ‘merayakan’ Tuhan. Dikatakan bahwa mereka ‘mendesak…supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus’ (4) dan ‘memberikan lebih banyak dari yang kami harapkan’ (5). Dan melalui ayat 9 kita tahu bahwa tindakan yang luar biasa itu didasari karena mereka ‘telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus’, yang telah menjadi ‘miskin’ supaya mereka menjadi ‘kaya’. Ini adalah sebuah ekspresi perayaan yang luar biasa. Apa yang dirayakan? Kasih karunia Yesus Kristus! Bagaimana merayakannya? Dengan memberikan pelayanan kasih kepada mereka yang membutuhkan!
Dari sini kita lihat, yang pertama, kasih karunia dalam Yesus Kristus— anugerah keselamatan melalui pengorbanan salib—menyediakan alasan
yang kuat untuk kita senantiasa merayakan kehidupan, termasuk kehidupan keluarga kita yang berdosa. Kedua, sebuah perayaan hendaknya tidak sekadar berpusat pada diri sendiri—melalui hal-hal yang dapat dinikmati sendiri dan keluarga—namun juga dapat dialirkan kepada orang lain. Sebuah perayaan yang tidak egois, sebuah perayaan yang mengubahkan hati dan rindu untuk mengubah kehidupan orang lain juga. Ketika dengan perayaan kita, kita menjadi berkat bagi orang lain, maka orang itu juga akan merasakan kemurahan Tuhan dan dimampukan untuk merayakan Tuhan. Artinya? Semakin banyak orang yang merayakan Tuhan. Tidak hanya kita dan keluarga kita, tapi kita juga mau setiap orang, setiap keluarga, merayakan Tuhan dan kasih karunia-Nya. -Dan