Mazmur 119:97
Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari.
1 Samuel 24:4
Lalu berkatalah orang-orangnya kepada Daud: “Telah tiba hari yang dikatakan TUHAN kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik.” Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam.
Bacaan Alkitab
Yeremia 24-25
Amsal 25:15
Renungan
Dua bagian firman Tuhan di atas memiliki kaitan satu dengan lainnya. Mazmur 119, kemungkinan ditulis oleh Daud. Dan 1 Samuel 24: 4, menceritakan pengalaman Daud ketika ia dikejar dan dibunuh oleh Saul, yang terjebak dalam sebuah gua. Sedangkan di depan gua, Saul dan tentaranya yang jumlahnya ribuan orang, tidur karena sudah malam. Perlu kita ingat bahwa Saul mau membunuh Daud karena iri dan tau bahwa Daud akan menjadi raja, anaknya Yonatan pernah mengatakan itu. Saul juga membunuh keluarga Daud dan tidak ada satu pun kesalahannya yang menjadi alasan Saul membunuh dia. Nah…sekarang Daud memiliki kesempatan untuk membunuh Saul yang tertidur nyenyak bersama pengawal dan tentaranya. Perjalanan singkat Daud menjadi raja adalah langsung bunuh Saul, bukan? Lebih lagi ada dorongan yang sangat kuat dari kata-kata orang-orangnya dengan memakai nama Tuhan. Bahkan di bagian lain, satu orang menawarkan diri untuk menancapkan tombak ke tubuh Saul. Tetapi Daud berkata, jangan menyentuh orang yang diurapi Tuhan. Apa yang mempengaruhi Daud sehingga ia tidak sampai membunuh Saul dan melampiaskan dendamnya? Mengapa dia tidak mengijinkan temannya untuk membunuh Saul, pada hal itu kan seperti tidak menjadi kesalahannya. Atau bisa saja Daud tergoda dengan salah satu alasan yang masuk akal: saya tidak salah apa-apa, karena keluarga saya semua dibunuh. ya saya juga membunuh dia agar orang lain jangan menjadi korban lagi. Poinnya adalah seperti yang dia ungkapkan dalam firman di atas: Betapa kucintai firman-Mu, Aku merenungkannya sepanjang hari. Jelas, waktu Daud merenungkan firman Tuhan, dia personalisasikan kepada dirinya sendiri, sehingga membentuk dia menjadi pelaku firman dan bukan pendengar saja. Firman itu hidup di dalam dirinya, karena dia menyadari bahwa dia harus melakukannya, bukan asal tahu, bukan asal mengerti. Tapi diwujudkan dalam tingkah-laku yang nyata. Ini bisa terjadi kalau dalam merenungkan firman, kita personalisasikan kepada diri kita sendiri. Mau seperti Daud, tidak jatuh di dalam pencobaan? Silahkan coba!!! -FD