Yakobus 2:
18Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”, aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan- perbuatanku.” . . . 20Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? 21Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? 22Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. . . . 24Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan2-nya dan bukan hanya karena iman.
Bacaan Alkitab
Yehezkiel 20
Amsal 27:11
Renungan
Dalam dialog antara Iman & Perbuatan, kita mudah terpancing untuk menempatkan IMAN di satu pihak, dan PERBUATAN di pihak lain, sehingga kedua hal tersebut menjadi oposan satu dengan yang lain. Dan tanpa kita sadari mindset kita sudah kita atur dan isi dengan hal2 yang bersifat kontradiktif. Tema yang selalu muncul adalah IMAN VERSUS PERBUATAN.
Padahal kita juga bisa mengatur mindset kita bahwa keduanya berada di pihak yang sama, yang saling melengkapi bagaikan sekeping mata uang, yang tidak harus selalu mempertentangkan satu dengan lainnya, sehingga seharusnya yang muncul adalah IMAN DAN PERBUATAN, atau Menyatakan IMAN MELALUI PERBUATAN.
Saya ingin mengajak kita sekalian untuk memperhatikan bacaan di atas sekali lagi:
? aku akan MENUNJUKAN kepadamu imanku dari perbuatan- perbuatanku.
? bahwa iman BEKERJASAMA dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.
? manusia dibenarkan karena perbuatan2-nya dan BUKAN HANYA karena iman
Iman dan Perbuatan tidak berada di pihak yang berlawanan. Mereka berada di pihak yang sama – di dalam diri setiap orang percaya.
Ada sebuah komentar yang sangat menarik terkait relasi iman yang saling melengkapi secara vertikal & horizontal-nya:
Terdapat keselarasan yang sempurna antara Yakobus dengan Paulus dalam hal pembenaran. Paulus mengingatkan manusia tentang relasi dengan Allah, dimana dia “dibenarkan oleh iman bukan perbuatan.” Yakobus mengingatkan manusia tentang relasi dengan sesama manusia, di mana perbuatan adalah bukti nyata dari iman. Kita memiliki hak untuk percaya bahwa pengakuan iman yang tidak menghasilkan buah, adalah pengakuan yang kosong. TUHAN memberkati kita sekalian. -JP