Yabes lebih dimuliakan dari pada saudara- saudaranya; nama Yabes itu diberi ibunya kepadanya sebab katanya: “Aku telah melahirkan dia dengan kesakitan.” Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: “Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!” Dan Allah mengabulkan permintaannya itu. (1 Taw.4: 9-10)
Bacaan Alkitab
Yehezkiel 27-28
Amsal 27:15-16
Suatu ketika, karena penasaran saya pernah membaca bahan ceramah tentang doa Yabes ini. Saya tertarik dan tergelitik membaca bagian yang mengekspos memperluas daerahku. Kemudian hasil eksposnya mereka aplikasikan untuk penjangkauan orang-orang yang belum percaya. Atau dengan kata lain membangun gereja baru lagi di tempat tertentu. Semangat ini tentu sangat kita setuju, karena kehadiran gereja atau orang Kristen di dunia sesuai Amanat Agung: Pergilah, dan jadikan semua bangsa murid-Ku. Hanya, ada gereja tertentu juga yang hanya memindahkan orang Kristen dari gereja satu ke gereja lainnya, dan bukan penginjilan. Bolehkah itu?
Hanya perlu kita kritisi kalimat: memperluas daerahku. Memang di dalam bagian Tawarikh ini dan mungkin di bagian Alkitab yang lain, tidak ada penjelasan bagaimana Yabes mengelola daerah yang luas itu setelah Tuhan menjawab doanya. Apakah dia kelola untuk diri sendiri, demi bersenang- senang menikmatinya dan mencapai apa saja yang dia mau atau dia kelola sesuai dengan maksud dan kehendak Tuhan. Ini tidak jelas. Setelah saya mencari berulang-kali nama Yabes untuk mendapat kejelasan lebih lanjut saya belum dapatkan. Nama yang sering muncul berikutnya adalah Yabesh- Gilead
Ini perlu kita waspadai, karena tidak jelas seperti di atas maka ada orang Kristen yang memiliki pemahaman bahwa kita berdoa Tuhan pasti jawab. Lalu, bagaimana dengan kedaulatan Allah? Kalau kita bekerja Tuhan pasti berkati. Mestinya kita tanya: Bekerja bagimana yang diberkati Tuhan? Dengan cara curang atau dengan cara yang benar, jujur dan lurus?Pernah mungkin tiga orang bercerita langsung kepada saya bahwa ia meninggalkan gerega tertentu karena dia melihat dengan jelas pengelolaan keuangan gereja yang tidak beres. Hamba Tuhannya hidup bermewah-mewah, sedangkan jemaatnya ada yang melarat dan tidak pernah disentuh oleh bidang Diakonia gereja itu. Aneh tapi nyata?
Mari, kita yang masih menyadari bahwa gereja itu milik Tuhan, daerahnya Tuhan, membangunnya serta mengelolanya sesuai dengan kehendak dan rancangan Tuhan. Kita yakin dengara cara yang demikian, nama Tuhan pasti dimuliakan. Tuhan menyertai kita sekalian. -FD