Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” (Kejadian 1: 28)
Bacaan Alkitab
Yehezkiel 29-30
Amsal 27:17
Dari bacaan di atas, hal pertama yang perlu kita pahami adalah bahwa pemberian kuasa atau yang disebut mandat budaya kepada manusia, tidak berarti pengalihan kepemilikikan atas alam semesta dari Allah kepada manusia. Seluruh bumi tetap menjadi milik Allah. Mzm 24:1, Mazmur Daud. Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya. Juga binatang-binatang liar di padang dan di gunung (Maz.50: 10-12). Ulangan 22: 6, mengajarkan perlunya manusia melestarikan kehidupan binatang. Apa yang dilakukan seseorang terhadap binatang bahkan akan mempengaruhi keadaan orang itu (Ul.22: 7). Salah satu tujuan diadakannya hari Sabat adalah supaya binatang dan para budak bisa beristirahat (Kel.23: 12). Allah bahkan mengatur penggunaan lahan untuk bertani atau berladang, yaitu suatu ladang boleh dipakai secara terus-menerus selama 6 tahun, sesudah itu tanah itu harus dibiarkan begitu saja pada tahun ketujuh (Ul.25: 3-4).
Dalam bukunya: Training Hearts Teaching Minds (Membentuk hati, Mendidik akal budi), halaman 42, Starr Meade mengatakan: Bumi dan segala isinya adalah kepunyaan Allah, tetapi Dia telah memberikannya kepada manusia agar digunakan intuk memenuhi kebutuhan mereka. Karena bumi dan segala isinya adalah kepunyaan Allah, maka kita harus memuliakan Allah dengan cara kita menggunakannya. Kita tidak boleh mementingkan diri sendiri, serahakah atau menyia-nyiakan apa yang telah Allah buat. Dengan kata lain, manusia hanya pengelola dan hasil dari pengelolaannya, boleh dia gunakan untuk memenuhi kebutuhan dan memuliakan Allah. Ini menjadi pedoman bagi kita manusia jaman sekarang di dalam berdoa dan bekerja di bumi ini yang Tuhan percayakan untuk kita kelola. Kita bekerja bukan sekedar supaya masa depan, kalau bisa sepuluh keturunan terjamin kebutuhannya. Tapi, ada sisi lain dari penciptaan kita, yaitu bertujuan untuk memuliakan nama-Nya. Melalui apa? Mulai dari kehidupan kita, apa yang kita lakukan, termasuk pekerjaan kita dan hasilnya. Maz. 100: 1-3, Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi!Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya. Amin! -FD