Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. (Kejadian 4: 3-5)
Bacaan Alkitab
Yehezkiel 31-32
Amsal 27:18-20
Setelah manusia jatuh di dalam dosa, khususnya yang ditunjukkan oleh Kain, memperlihatkan bahwa cara manusia melihat pekerjaan (mengelola bumi yang adalah milik Allah) sudah melenceng dari rencana Allah. Kain tidak melihat bahwa pekerjaannya sebagai petani adalah kepercayaan yang diberikan Allah. Kain tidak melihat bahwa bumi ini milik Allah juga hasil pekerjaannya adalah berkat dan pemeliharaan atas hidupnya. Beda dengan Habil, sehingga ia mempersembahkan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya, sehingga Tuhan mengindahkan Habel dan korban persembahannya.
1 Timotius 6: 10, Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. Ini bagian firman Tuhan yang sangat keras memperingati manusia bahwa di dalam bekerja untuk mengelola bumi ini, lalu mendapatkan uang, bisa saja manusia menghalalkan segala cara untuk mendapatakannya. Bagaimana dengan orang yang percaya kepada Allah? Apakah mereka bisa terhindar dari kejahatan seperti di atas? Perkataan beberapa orang telah menyimpang dari iman, memberi petunjuk bagi kita bahwa orang Kristen tidak ada jaminan tidak melakukan kejahatan karena uang. Begitu juga banyak orang menyiksa diri dan menderita hanya karena memburu uang. Ada yang terus bekerja walau tubuh mereka sampai mengidap penyakit, menelantarkan keluarga dengan alasan mencukupkan kebutuhan keluarga. Hanya satu cara agar terhindar dari semuanya itu, yaitu menyadari bahwa kita diberi kepercayaan untuk mengelola bumi serta hidup kita dan apa yang kita kerjakan hanya untuk kemuliaan bagi nama Tuhan kita. Dengan demikian kita tidak terperangkap dalam jebakan keserakahan dan ketamakan. Matius 25: 23, Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Apakah Tuhan sudah bisa mempercayai kita dalam tanggungjawab yang kecil? Layakkah kita dipercaya tanggungjawab besar? -FD