Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: “Abraham,” lalu sahutnya: “Ya, Tuhan.” Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. (Kejadian 22: 1-3)
Bacaan Alkitab
Yehezkiel 35-36
Amsal 27:23-27
Abraham adalah tokoh yang terus belajar beriman kepada Tuhan, walau kadang kala dia pernah gagal. Kali ini kita melihat Allah menguji dia apakah dia semakin percaya atau imannya semakin bertumbuh kepada Allah atau tidak. Dan ternyata Abraham lulus kali ini. Dengan penuh ketaatan, firman Tuhan catat di ayat 3: Keesokan harinya, pagi-pagi bangunlah Abraham. Kemana? Pergi mempersembahkan Ishak, anaknya satu-satunya. Mujizat terjadi, Ishak tidak jadi dipersembahkan karena Tuhan telah menyediakan anak domba sebagai korban.
Yang luar biasa adalah komentar Allah di ayat 12, Lalu Ia berfirman: “Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” Manusia jaman modern ini pasti melihat ini aneh, karena betapa sulitnya taat kepada Allah. Memberi yang paling berharga yang kita miliki, betapa sulitnya. Pertanyaannya? Bukankaah Dia pemiliknya, termasuk diri kita? Tokoh Ayub adalah termasuk tokoh edan ditengah jaman yang konsumerisme ini. Bagaimana dia bisa berkata begini ditengah-tengah kehancuran yang dia alami: ay 21 katanya: “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!” Apakah anda dan saya bisa berkata dengan kalimat yang sama? Pertanyaan saya selanjutnya secara pribadi: Apakah kalau Allah meminta diri mereka sendiri mati untuk Tuhan?Respon mereka apa?
Ini dia tokoh yang sempurna, Yesus! Matius 20: 28, sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Dia memberi bukan hanya dari materi yang Dia miliki, tapi nyawanya. Totalitas dalam memberi. Mengapa? Dia taat kepada Bapa-Nya. Dia memberi segalanya untuk memuliakan Bapa-Nya. Dia mengambil rupa seorang hamba bagi Bapa-Nya. Bagaimana dengan kita? -FD