8tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan. 9Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, 10dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi. 11Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama? 12 Saudara- saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar. (Yak. 3:8-12)
Bacaan Alkitab
Daniel 7
Amsal 28:23-24
Yakobus memulai pasal 3 ini dengan membahas resiko menjadi seorang guru. Ia ingin mengingatkan bahwa seorang guru akan sering menggunakan lidahnya untuk mengajar. Sehingga konsekuensi dari setiap perkataan yang diucapkan oleh seorang guru dapat mendatangkan dampak yang sangat besar, baik atau buruk. Nasihat ini tidak secara khusus disampaikan Yakobus untuk guru saja. Melainkan kepada semua orang Kristen yang menerima suratnya agar mereka dapat berhati-hati dengan perkataannya. Lidah memang kecil tapi dapat memberi dampak yang sangat besar. Melalui lidah, kita bisa memberkati orang tetapi dengan lidah pula, kita bisa mengutuk orang. Allah menciptakan dunia ini hanya dengan berkata, “Jadilah terang,” lalu terang itu jadi. Tetapi dunia yang diciptakan ini menjadi rusak karena kata-kata dusta yang ucapkan ular. Perkataan yang kita ucapkan bisa berdampak positif tapi juga bisa berdampak negatif. Perkataan yang keluar dari mulut bukan diatur oleh lidah tetapi hati kita. Yesus berkata bahwa apa yang diucapkan mulut keluar dari hati kita (Matius 12:36). Yakobus menggambarkannya dengan sumber air yang tidak dapat memancarkan 2 jenis air. Juga memakai gambaran pohon yang tidak akan mungkin mengeluarkan buah yang berbeda.
Sebagai orang percaya yang berada yang didalam Kristus. Kita memahami bahwa kita sungguh membutuhkan anugerah Tuhan untuk menolong kita menjaga hati sebagai pintu dari setiap kata yang akan keluar dari mulut kita. Sehingga melalui setiap perkataan yang kita ucapkan, kita dapat menggembalakan banyak orang kepada Kristus. Lidah kita dapat menghadirkan shalom ditengah-tengah dunia yang berdosa ini. Dan Mulut kita pun hanya mengeluarkan puji-pujian bagi Tuhan. -AYT