8Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. 9Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.
(Filipi 4:8-9)
Bacaan Alkitab
Daniel 8
Amsal 28:25-26
Perkembangan zaman yang sedang terjadi dalam peradaban kita sekarang ini terasa cepat dan pesat. Banyak nilai diluar kebenaran firman, dibungkus rapi dengan pelajaran moral yang menginspirasi dan tak jarang mengeksploitasi. Memang tidak semua pemikiran moderen dapat kita beri label negatif. Ada juga hal-hal positif yang dapat kita gunakan. Akan tetapi, apakah yang membedakan pemikiran kita sebagai orang percaya dengan orang-orang di dunia ini?
Firman Tuhan pada hari ini mengajak kita untuk memusatkan pikiran kita kepada Allah. Inilah yang membedakan antara pikiran dan tindakan orang Kristen dengan non-Kristen bahwa segala sesuatu dinilai dari cara pandang Allah. Rasul Paulus mengajarkan hal ini kepada jemaat di Filipi dengan memberikan daftar hal-hal yang harus dipikirkan oleh mereka. Akan tetapi, semua hal yang disampaikan oleh Rasul Paulus ini bukan berasal dari pemikiran Kristen melainkan merupakan gabungan antara etika Yunani dan hikmat Yahudi. Tentu saja semua hal ini sangat familiar bagi orang-orang yang hidup pada zaman itu. Bahkan Rasul Paulus sendiri sering memakai istilah-istilah ini dalam surat-suratnya. Karena itu, tidak ada salahnya jika jemaat merefleksikan hal-hal tersebut dalam pikiran dan tindakan mereka. Namun, Rasul Paulus meminta mereka untuk melihat hal-hal ini dari sisi kekristenan. Yaitu dengan memberikan makna baru dan melihat ajaran-ajaran moral ini dari kacamata Allah. Hal yang sama tapi dengan cara berpikir yang berbeda. Dengan demikian, ketika etika moral ini dinyatakan dalam tindakan maka mereka sebenarnya sedang menjadi berkat bagi orang-orang disekitar nya. Renungkanlah! Apakah yang membentuk cara berpikir kita? Apakah Allah dan firman-Nya atau hikmat dunia ini? Sudahkah kita memusatkan segala pikiran kita kepada Allah? Bagaimana kita dapat menjadi berkat hari ini melalui cara berpikir dan tindakan kita? -AYT