14 Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku 15 sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. 16 Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala. (Joh 10:14-16)
Bacaan Alkitab
Bil 26-27
Universitas Cambridge di Inggris pernah melakukan sebuah penelitian yang melibatkan 8 ekor domba (https://www.youtube.com/watch?v=NNx0CJL2rfI). Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui kemampuan domba dalam mengenal wajah seseorang. Hasilnya, para peneliti menyimpulkan bahwa domba ternyata memiliki kemampuan untuk mengenali wajah seseorang. Kemampuan tersebut tentu bukan karena kecerdasan IQ dari sang domba tetapi karena adanya hadiah makanan yang didapatkan setiap kali domba tersebut memilih wajah yang tepat. Di dalam proses seperti itulah sang domba kemudian mengenali wajah demi wajah yang memberikan hadiah makanan kepadanya.
Seperti domba yang mengenali wajah yang memberikan makanan kepadanya demikianlah Tuhan juga menghendaki kita mengenal pribadiNya sebagai Gembala yang menyelamatkan kita. Di dalam ayat tersebut, kita menemukan bahwa relasi pengenalan antara Bapa dan Yesus menjadi pola yang mendasari pengenalan kita akan Tuhan Yesus. Sehingga, pengenalan ini bukan dihasilkan dari berapa banyak kita memiliki informasi ataupun pengetahuan tentang karya dan pribadi Tuhan Yesus. Pengenalan yang Tuhan Yesus inginkan adalah terbangunnya relasi yang akrab antara kita (domba) dengan Tuhan Yesus (Gembala yang baik). *Relasi yang akrab bersama Tuhan Yesus selalu dimulai dan ditandai dengan hati percaya dan taat kepada firman Tuhan. Relasi itu yang akhirnya menumbuhkan pengenalan kita tentang siapa Tuhan dan apa yang Tuhan cintai dan benci.*
Maka, mari kita coba renungkan hidup kita di hadapan Tuhan. Apakah hidup kita sudah memiliki relasi yang akrab dengan Tuhan kita? Apakah kita sudah belajar untuk terus mencintai apa yang Tuhan cintai dan membenci apa yang Tuhan benci? Mari persiapkan hati kita menuju Jumat Agung dan Paskah tahun ini, dengan hati yang terus mau mengenal Tuhan Yesus di dalam sebuah relasi yang akrab.