27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, 28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. (Joh 10:27-28)
Bacaan Alkitab
Bil 31-32
Dalam dunia media social (Facebook, Instagram, Youtube, dll) kita mengenal istilah follow atau subscribe. Sebuah istilah yang digunakan untuk mengikuti atau berlangganan sebuah akun media sosial tertentu. Tidak ada seorangpun yang bisa memaksa atau mewajibkan kita untuk mengikuti akun media sosial orang lain. Bahkan bila kita tidak mau lagi mengikuti akun media sosial tersebut, kita pun bebas untuk unfollow atau unsubscribe akun tersebut. Pilihan ini seringkali dibuat berdasarkan kesediaan untuk mendapatkan info terkini dari orang atau kelompok tertentu, yang akun media sosialnya kita ikuti. Apa yang terjadi di dunia media sosial, sangatlah berbeda dengan perjalanan iman kita bersama dengan Yesus. Keputusan kita untuk mengikut Yesus bukanlah akibat dari pilihan saya, tapi pilihan Yesus. Karena Tuhan Yesus menjadikan saya sebagai dombanya maka saya menjadi pengikut Yesus. Dan sebaliknya, ketika saya menolak untuk menjadi pengikut Yesus artinya saya sedang menunjukkan identitas saya, bahwa saya bukanlah domba milik Yesus.
Di dalam ayat yang kita baca, kata ‘mengikut’ dituliskan dalam bentuk kata kerja present indikatif aktif, yang artinya tindakan yang dilakukan setiap hari. Sehingga, sikap mengikut Yesus ditunjukkan lewat hati yang setiap hari berkomitmen untuk mengutamakan apa yang baik dan benar sesuai firman-Nya. Ketika kita mengikut Yesus, kita semua memiliki kecepatan yang berbeda dalam melakukan apa yang baik dan benar sesuai firmanNya. Ada waktunya kita di depan ada waktunya kita di belakang barisan yang mengikut Yesus. Bahkan mungkin ada waktunya Tuhan memutuskan untuk mematahkan kaki kita dan menggendong kita di pelukannya agar kita dapat terus mengikuti dia. Entah kita dalam keadaan apapun saat ini, mari tanamkan dalam hati kita bahwa kita tidak boleh berhenti mengikuti Yesus. *Perjalanan kita dalam mengikuti Yesus bukan tentang siapa yang lebih cepat, tetapi tentang iman yang terus melangkah hingga garis akhir dengan mata yang tetap memandang kepada Tuhan Yesus, sang Gembala yang baik.* Di dalam anugerah Tuhan yang cukup bagi kita, mari kita setia mengikut Yesus.