25 Hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya 26 untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, 27 supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
Efesus 5:25-27
Bacaan Alkitab
Ul 11-13
Konteks dari ayat-ayat di atas memang merupakan nasihat Paulus mengenai relasi suami istri kepada jemaat Efesus. Dalam relasi tersebut Paulus mendasarinya pada relasi Kristus dengan jemaat-Nya. Kemarin kita telah merenungkan bagaimana Tuhan Yesus telah berkorban untuk menebus kita dari dosa. Hari ini kita melihat bahwa karya Kristus adalah karya yang menguduskan umat-Nya. Ia menguduskan umat-Nya melalui pencurahan darah-Nya (air). Ini merupakan penggenapan dari upacara kurban di PL yang bertujuan untuk menghapus dosa, di mana pengampunan dosa menuntut penumpahan darah hewan kurban. Tuhan Yesus juga menguduskan umat-Nya melalui firman. Firman di sini mengacu pada berita sukacita (Injil) yang mendatangkan pengampunan, damai sejahtera, penebusan dan pembenaran. Tujuan dari semuanya itu adalah agar umat Tuhan berada dalam kondisi yang mulia, sempurna, tidak bercacad.
Tuhan telah memisahkan umat-Nya, merawat, mengasuh umat-Nya agar umat-Nya menjadi umat yang kudus sebagaimana Ia adalah kudus. Sebagai umat Tuhan yang telah mengalami karya Kristus, sudahkah kita hidup senantiasa mengejar kekudusan? Seorang mempelai wanita menjelang hari pernikahannya akan merawat dirinya dengan baik. Mungkin ia akan menjalankan program diet, mengambil serangkaian perawatan tubuh dan wajah agar di hari pernikahannya ia nampak sempurna. Demikian halnya kita sebagai mempelai wanita Kristus. Sudah seharusnya kita menjaga kekudusan hidup kita sehingga ketika kita bertemu dengan Kristus, Ia mendapati kita sebagai mempelai yang sempurna. Secara status kita telah dikuduskan oleh Tuhan, tetapi selama kita hidup sampai nanti bertemu dengan Dia, kita harus bertekun mengejar kekudusan. Mari kita tetap bertekun dalam membaca, merenungkan dan menjalankan firman-Nya, karena firman-Nya yang sanggup menyucikan kehidupan kita. Firman-Nya yang sanggup mengasah kepekaan kita terhadap berbagai godaan nafsu diri kita dan godaan si jahat. Firman-Nya yang sanggup mengoreksi kehidupan kita yang salah. -VA
Darah Anak-Nya jadi penebusan, itu janji-Nya bagi yang percaya,
dan s’mua dosa betapa pun besarnya, Ia menghapus dan membasuh semuanya.
Ia kan mengajarkan kebenaran-Nya, sungguh senang di dalam Putra-Nya,
amat sukacita tiada bandingnya, ketika aku melihat wajah-Nya.
Pujilah! Pujilah! Dengarlah sabda-Nya! Pujilah! Pujilah! Umat bergiranglah!
Menghadap Allah diantar Anak-Nya, g’naplah penebusan mulia bagi-Nya.