Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: “Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga.” Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya. Kejadian 50: 19-21
Bacaan Alkitab
Yehezkiel 16-17
Balas dendam. Sudah tentu kita sudah tidak asing lagi dengan kedua kata tersebut. Dunia punya value tersendiri terhadap hal ini di mana dikatakan mata ganti mata, gigi ganti gigi. Harus ada pembalasan yang setimpal dengan apa yang dilakukan seseorang kepada orang lain. Sehingga kalau ditinjau dari kacamata dunia, maka kisah Yusuf dalam Kejadian 50 ini mungkin adalah hal yang berlebihan. Mungkin orang akan berkata mana ada kisah seperti itu dan jikalau pun ada maka itu hanya dalam sinetron saja. Mana mungkin ada orang yang bisa melakukan hal seperti itu dan mungkin saja ada di antara kita yang akan setuju dengan opini tersebut.
Namun, justru inilah yang ditunjukkan oleh Alkitab kepada kita dan dunia bahwa kisah yang seperti ini bukan hanya ada di dalam sinetron. Dalam kisah ini, Yusuf mengambil langkah yang berbeda dengan langkah kebanyakan orang di dalam dunia. Yusuf memilih untuk mengampuni saudara-saudaranya yang telah berbuat jahat kepadanya dan membuat jalan hidupnya menjadi jalan hidup yang penuh dengan penderitaan dan air mata. Yang seharusnya menjadi pertanyaan bagi kita adalah bagaimana Yusuf bisa mendapatkan hikmat yang sedemikian luar bisa itu? Di mana ia bisa melihat sesuatu yang baik di atas penderitaan yang telah dialaminya tersebut. Yusuf bisa berkata bahwa rencana jahat saudara-saudaranya itu menjadi rencana indah di tangan Tuhan untuk bangsanya.
Saudara, tidak mudah untuk mengampuni. Mengampuni adalah proses pembelajaran seumur hidup yang diijinkan oleh Tuhan untuk kita jalani. Proses mengampuni ini pun akan diijinkan oleh Tuhan untuk menghancurkan kemarahan dan dendam yang ada dalam hati kita sampai kita berada di titik pemahaman makna pengampunan yang dilakukan oleh Kristus di atas kayu salib. Kalau kita tinggal dalam Firman maka kita akan mengetahu kebenaran. Yusuf hidup dalam Tuhan dan ia mendapatkan pengenalan yang benar akan Tuhan. Dia dibebaskan dari kemarahan dan dendam. Dia menjalani hdiup dengan sukacita tanpa kemarahan dan dendam. Maukah Anda mengalami hidup yang seperti itu? Tinggallah dalam firman maka kita akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kita. Amin. (jho)