Kemudian datanglah Naaman dengan kudanya dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa. Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan: “Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir.” Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: “Aku sangka bahwa setidak- tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku!
(2 Raja-raja 5:9-11)
Bacaan Alkitab
Yehezkiel 31-33
Naaman adalah seorang panglima tentara raja Aram. Ia adalah seorang yang terpandang, akan tetapi dia menderita sakit kusta. Karena sakitnya tersebut dia pergi kepada Elisa, dan berharap mendapatkan kesembuhan. Ketika bertemu dengan Elisa, Naaman disuruh mandi tujuh kali di sungai Yordan jika ingin sembuh. Hal tersebut membuat hati Naaman menjadi kesal. Ia berharap setidaknya Elisa berdiri, kemudian berdoa dengan mulut komat-kamit, mengucapkan mantra sambil menumpangkan tangan di bagian yang sakit, seperti yang mungkin lazim dilakukan di Aram. Naaman berharap dalam sekejab kusta- nya menjadi sembuh.
Jangan terlalu cepat tersenyum dan mentertawakan Naaman, sebab ada kecenderungan ada orang Kristen, bahkan kemungkinan saya dan Anda juga bisa memiliki konsep yang sama seperti Naaman. Menganggap doa seperti mantra (mantra: ucapan/perkataan yang diulang-ulang dan memiliki kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun), yang ketika diucapkan maka seketika yang sakit sembuh, ujian lulus, yang masih menganggur langsung dapat pekerjaan, tiba-tiba uang jatuh dari langit, yang jomblo langsung dapat jodoh, dan segala masalah terselesaikan. Apakah doa seperti itu yang benar dan dikehendaki oleh Tuhan? Tentu saja tidak demikian.
Yesus mengingatkan jika berdoa jangan bertele-tele, dan jangan mengira bahwa dengan banyaknya kata-kata dalam doa saya dan Anda, maka doa itu akan didengar dan dikabulkan (Mat. 6:7). Yesus menyebut doa yang bertele-tele, adalah seperti doa yang dilakukan oleh orang yang tidak mengenal Allah. Charles
L. Allen mengemukakan bahwa, permulaan doa adalah dengan sadar membuka hati dan pikiran serta senantiasa siap menerima kehadiran Allah melalui Roh-Nya, suara-Nya dan kehendak-Nya. Hal tersebut tercermin dalam Doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus. Bukan sekedar menceritakan kepada Tuhan mengenai banyak hal. Lebih dari itu, doa adalah mengungkapkan penghormatan akan kekudusan- Nya, mengungkapkan keyakinan bahwa kerajaan Tuhan datang, bahwa kebutuhan jasmani kita akan dicukupkan, bahwa dosa-dosa kita akan diampuni, dan bahwa kita akan diberi kekuatan dalam menghadapi berbagai pencobaan (Mat. 6:9-13).
Refleksi: Doa merupakan langkah iman, bahwa selama saya dan Anda memiliki Tuhan, tidak peduli betapa buruk kemarin atau hari ini, beserta dengan Tuhan pasti ada hari depan yang penuh harapan (Charles L. Allen). (sp)