92Sekiranya Taurat-Mu tidak menjadi kegemaranku, maka aku telah binasa dalam sengsaraku. 1Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, 2tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. (Mazmur 119:92; Mazmur 1:1-2)
Bacaan Alkitab
Yoel
Setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah, Bima selalu melihat neneknya, Ibu Sari, duduk di sudut rumah dengan Alkitab di tangannya. Suatu hari, Bima bertanya, “Nek, mengapa Nenek selalu membaca Alkitab setiap pagi? Bukankah Nenek sudah membacanya berulang kali?” Ibu Sari tersenyum dan menjawab, “Bima, Firman Tuhan itu seperti mata air yang tak pernah kering. Setiap kali Nenek membacanya, Nenek menemukan hal-hal baru yang menguatkan dan menyegarkan hati
Nenek, terutama di saat-saat sulit.” Kisah Ibu Sari ini mengingatkan kita tentang pentingnya untuk hidup bertekun di dalam firman Tuhan. Bertekun di dalam firman berarti lebih dari sekedar membaca Alkitab secara rutin. Ini tentang menjadikan Firman Tuhan sebagai kesukaan dan kegemaran hati kita. Pemazmur
dalam Mazmur 119:92 berkata bahwa jika firman Tuhan tidak menjadi kegemarannya, dia mungkin sudah binasa dalam penderitaannya. Lewat pengalamannya, ia menemukan bahwa ketekunan di dalam merenungkan firman Tuhan akan memberikan topangan yang luar biasa ketika bergumul dengan masalah hidup. Firman Tuhan juga dapat memberi kita perspektif yang benar karena mengandung hikmat yang lebih tinggi dari pemikiran manusia. Pemazmur dalam Mazmur 1:1-2
mengatakan bahwa orang yang menyukai firman adalah orang yang berbahagia. Sebab kebahagiaan sejati datang dari hidup yang berakar dalam Firman Tuhan.
Sebagai anak-anak Tuhan, kita dipanggil untuk bertekun dan bergumul dengan firman Tuhan. Sebab dalam pergumulan, kita menemukan kekuatan dan dalam ketekunan, kita menemukan pengharapan. (ayt)