17Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusan-Nya, Allah telah mengikat diri-Nya dengan sumpah, 18supaya oleh dua kenyataan yang tidak berubah-ubah, tentang mana Allah tidak mungkin berdusta, kita yang mencari perlindungan, beroleh dorongan yang kuat untuk menjangkau pengharapan yang terletak di depan kita. 19Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, 20di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya. (Ibrani 6:17-20)
Bacaan Alkitab
Ester 1-5
Selama bulan September ini, kita akan merenungkan satu tema yang sangat terkait dengan kehidupan keseharian kita, seperti yang tertera di atas. Sebenarnya saya tergoda untuk mengubah atau memberi subtema: God vs Human. Mengapa demikian? Karena berbicara tentang Pergumulan & Pengharapan, melibatkan dua oknum saja sebenarnya, yakni Allah & Manusia. Allah yang mau terus mengasihi dan membahagiakan manusia dalam kesetiaan-Nya. Dan agar manusia meyakini sehingga memiliki pengharapan di dalam Allah, Ia berulangkali berjanji, mengingatkan bahkan sampai menegur dan memperingati manusia melalui Firman-Nya. Di lain pihak ada manusia yang sering ragu, takut, kuatir yang membuat dia putus asa bahkan hilang pengharapan. Di tengah kondisi demikian, manusia tergoda untuk mencari jalan sendiri yang bisa saja salah. Dan ketika manusia memgambil jalan sendiri dan salah, manusia akan menghadapai resiko, mulai dari masalah sepele sampai kepada masalah serius. Dan yang sangat mengagungkan adalah, bagaimana Allah sering sabar dan sabar, sampai melewati masa berabad-abad. Dan di sisi lain yang sangat kontras, manusia tidak sabar melalui proses, hal ini yang membuat manusia mengambil jalan dan cara sendiri. Kitab Ibrani yang kita kutib di atas, ditujukan kepada orang Ibrani yang percaya, yang sedang mengalami penganiayaan berat, sehingga mereka mulai putus asa. Kota Roma dibakar pada jaman itu, Alkitab dan orang Kristen di bakar, salah satu penganiayaan yang mereka alami. Maka Allah mengingatkan mereka melalui penulis, pengharapan di dalam Kristus Seperti Sauh (Ibr.6: 19). Di dalam mengikut Kristus, orang Kristen akan mengalami hal yang kurang lebih sama dengan orang Ibrani Percaya. Kalau bukan penganiayaan, bisa saja pergumulan lainnya. Hal yang penting: Bagaimana kita meresponinya, semakin dekat dengan Allah atau menjauh dari-Nya? (fd)