Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Yesaya 9: 5 Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”
Lukas 2: 13-14
Bacaan Alkitab
2 Korintus 5-9
Kalau kita memperhatikan hal yang melatarbelakangi Yesaya 9: 5 maka ayat ini menjadi janji yang sangat menguatkan dan meneguhkan bagi orang-orang Kerajaan Israel dan Yehuda. Mereka sedang hidup dalam kondisi yang sangat sulit. Mereka sedang hidup di bawah ancaman dari bangsa Asyur yang kuat sehingga membuat mereka hidup di dalam ketakutan yang luar biasa. Selain itu mereka juga sedang hidup dalam kegelapan rohani karena mereka telah meninggalkan Allah dan hidup dalam dosa. (Yesaya 8:19-22). Kehidupan mereka sedang kacau dan mereka mengalami ketakutan dan kekhawatiran yang sangat besar. Itulah sebabnya ketika nabi Yesaya datang dan memberitakan nubuatan ini maka berita ini menjadi penghiburan bagi mereka.
Orang Israel dalam Perjanjian Baru pun mengalami situasi yang sama ketika para gembala mendapatkan berita Natal ini. Mereka sedang hidup dalam dominasi penjajahan Romawi dan pengharapan mesianik di mana mereka menantikan seorang mesias yang akan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi.
Sehingga di sini kita bisa melihat adanya kesamaan kebutuhan antara orang Israel di zaman Yesaya dan Perjanjian Baru yaitu kedamaian. Dan bukankah kebutuhan ini juga yang dibutuhkan oleh manusia di zaman sekarang ini? Di tengah-tengah segala kemudahan karena ditunjang oleh kemajuan ilmu dan teknologi, ternyata manusia belum bisa menemukan kedamaian sejati di dalam hidup mereka.
Moment Natal inilah menjadi sarana bagi kita untuk bisa kembali mendapatkan kedamaian karena Tuhan Yesus, Sang Raja Damai tersebut datang ke dalam dunia dan menjadi manusia. Kita bersyukur karena Tuhan Tuhan mengijinkan setiap kita untuk menerima damai tersebut. Kiranya damai yang telah kita terima memampukan setiap kita untuk mensyukuri segala berkat yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Amin. -Jho