Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: “Dan siapakah sesamaku manusia?” (Lukas 10:29) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. (Kejadian 1:27)
Pertanyaan yang dilontarkan kepada Yesus, Siapakah sesamaku manusia? sesungguhnya juga menjadi pertanyaan banyak di antara kita ketika berbicara tentang kasih. Siapa? Orang yang mana? Yang seperti apa? Dan Alkitab memberikan jawaban dengan melihat ke awal kisah, siapa itu manusia? Kejadian 1 memberi tahu kita bahwa Allah mencipta kita menurut gambar dan rupa-Nyasebuah cerminan, yang mewakili Allah sendiri. Alkitab menunjukkan bahwa kesakralan Allah dalam cara-cara tertentu telah diberikan kepada manusia, maka, setiap kehidupan manusia itu sakral, dan setiap manusia memiliki martabat. Saat Allah memberikan gambar-Nya atas kita, kita menjadi makhlk yang kekal dan sangat bernilai. Dalam Kejadian 9:5- 6 kita membaca alasan Allah mengganggap pembunuhan sebagai kekejian, Tetapi mengenai darah kamu, yakni nyawa kamu, Aku akan menuntut balasnya; dari segala binatang Aku akan menuntutnya, dan dari setiap manusia Aku akan menuntut nyawa sesama manusia. Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri.. dalam Yakubus 3:9 dituliskan teguran terhadap kita yang menggunakan kata-kata untuk menindas dan menyakiti sesama, Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, Maka tidak berlebihan jika C.S. Lewis menuliskan, Tidak ada yang namanya manusia biasa. Anda tidak pernah berbicara pada manusia biasaKita sedang bercanda dengan yang kekal, bekerja bersama yang kekal, menikahi yang kekal, dan memanfaatkan yang kekal (note: kekal dalam konteks tulisan Lewis tidak disamakan dengan kekekalan Allah, namun sebagai sebuah perbandingan antara manusia dengan semua hal yang fanamanusia memiliki nilai kekekalan, bahkan setelah kematian fisik, kita akan terus ada)
Nampaknya alasan mendasar itu sudah cukup untuk menjawab pertanyaan kita, Siapakah sesamaku manusia (yang kepadanya aku harus mengasihi)?. Karena semua manusa adalah gambar dan rupa Allah, maka semua manusia harus kita perlakukan sebagai pribadi yang berbilai, bermartabat, penuh hormat dan kasihsiapapun dia. Gambar Allah menggandung hak untuk tidak diperlakukan salah atau disakiti. -Dan
Bacaan Alkitab:
Kejadian 35–36
Matius 18
Mazmur 17
Amsal 3:21-26