MENGASIHI SESAMA DALAM KEBUTUHAN JASMANI

Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi- bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. (Kisah Para Rasul 4:34-35)


Melanjutkan diskusi tentang apa dan siapa manusia, maka kita akan setuju bahwa Allah menciptakan manusiasebagai gambar dan rupa-Nyasecara utuh; manusia memiliki sisi jasmani (ragawi) dan rohani. Kita juga dapat mendetailkannya dengan menambahkan sisi emosi, psikologis, dll. Yang artinya, ketika kita hendak memperlakukan manusia sebagai manusia seutuhnya, maka kita tidak akan bisa memisahkan sisi jasmaniah seseorang dengan sisi psikologisnya, ataupun sisi rohani dari jasmaninya. Kita harus melihat dan menghadapinya secara utuh.


Dalam sisi jasmaniah, Alkitab juga telah memberikan banyak perhatian khusus. Di Ulangan 15:4 Allah menyatakan bahwa jika umat-Nya menaati Dia, tidak ada kemiskinan permanen ada di antara mereka (Maka tidak akan ada orang miskin di antaramu…). Dan nampaknya bukan kebetulan jika penulis Kisah Para Rasul menggambarkan awal dari komunitas yang dibentuk Roh Kudus dengan gambaran dan kata-kata yang begitu mirip degan Ulangan 15. Perjanjian Baru juga memanggil orang percaya untuk melakukan hal yang sama (bd 1Yoh 3:16-17; Kis 6:1-7: 1Tim 5:8; Gal 6:10, dll). Perhatian khusus terhadap kebutuhan jasmani ini pula yang mendorong terbentuknya pelayanan diakonia (Kis 6) yang menjadia bagian penting dari kehidupan komunitas gereja mula-mula.


Pemahaman akan hal ini saya yakin bukan hal yang terlalu baru bagi kita. Permasalahan kita seringkali bukannya tidak tahu bahwa perintah-perintah ini ada, tapi keenganan untuk berkorban dan mengambil resiko demi mengasihi dan memedulikan kebutuhan jasmani orang lain. Terkait hal ini, tulisan Jonathan Edwards kiranya memberikan perenungan tersendiri bagi kita, Secara umum, melalui perintah Injil, kita wajib memberi kepada orang lain meski kita sendiri harus menderitaJika kesulitan dan kebutuhan sesama kita jauh lebih besar dari kita dan kita melihat kesulitan dan kebutuhan itu tidak berkurang, maka kita harus rela menderita bersama mereka dan mengambil bagian dari kesulitan mereka itu. Bagaimana lagi kewajiban itu dipenuhi kecuali dengan saling menanggung beban satu sama lain? Jika kita tidak pernah merasa wajib meringankan beban orang lain kecuali ketika kita bisa melakukannya tanpa membebani diri sendiri, maka apakah bisa dikatakan kita menanggung beban sesama kita ketika kita sendiri tidak memikul beban sama sekali? -Dan

Bacaan Alkitab
Kejadian 3738
Matius 19
Mazmur 1-19
Amsal 3:27-32″

Search

Popular Posts

  • PENGHALANG BERKAT: KESERAKAHAN

    1 Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan itu, karena Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda, mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu. Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel. (dibaca 1 pasal) Yosua 7 Bacaan Alkitab Kisah Para Rasul 24-26 Ketika masih remaja saya pernah menikmati buffet…

  • PENGHALANG BERKAT: BEBAL dan BODOH

    16 Pada waktu itu raja Ahas menyuruh utusan kepada raja negeri Asyur untuk memohon bantuan. … 19 Demikianlah TUHAN merendahkan Yehuda oleh karena Ahas, raja Israel itu, membiarkan kebiadaban berlaku di Yehuda dan berubah setia kepada TUHAN. 2 Tawarikh 28 Bacaan Alkitab Kisah Para Rasul 20-23 Seorang anak yang berkali-kali mengabaikan nasihat mamanya untuk tidak…

  • PEMBAWA BERKAT: MENGHORMATI TUHAN

    9 Tetapi di sana ada seorang nabi TUHAN yang bernama Oded. Ia pergi menemui tentara yang pulang ke Samaria dan berkata kepada mereka: “Lihatlah, karena kehangatan murka-Nya kepada Yehuda, TUHAN, Allah nenek moyangmu, menyerahkan mereka ke dalam tanganmu, dan kamu telah mengadakan pembunuhan di antara mereka dengan kegeraman yang sampai ke langit. 2 Tawarikh 28…

Categories