“Ingatlah akan bulan Abib dan rayakanlah Paskah bagi TUHAN, Allahmu, sebab dalam bulan Abib itulah TUHAN, Allahmu, membawa engkau keluar dari Mesir pada waktu malam Janganlah engkau makan sesuatu yang beragi besertanya; tujuh hari lamanya engkau harus makan roti yang tidak beragi besertanya, yakni roti penderitaan, sebab dengan buru-buru engkau keluar dari tanah Mesir. Maksudnya supaya seumur hidupmu engkau teringat akan hari engkau keluar dari tanah Mesir ?Tetapi di tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di sana, engkau harus mempersembahkan korban Paskah itu pada waktu senja, ketika matahari terbenam, bertepatan dengan saat engkau keluar dari Mesir. (Ulangan 16)
Di masa kecil saya (bersama orangtua) pernah mengikuti acara ibadah yang dilaksanakan oleh gereja di mana kami beribadah, yang dilakukan di kuburan kristen pada waktu Minggu subuh, yang tujuannya untuk memperingati kebangkitan Yesus. Dan mungkin beberapa gereja di Indonesia masih melakukan ritual seperti itu.
Dalam bacaan di atas, bangsa Israel-pun diperintahkan untuk membawa persembahan Paskah di waktu senja, ketika matahari telah terbenam. Mengapa? Ya karena di saat itulah TUHAN membawa keluar bangsa Israel dari Mesir. Apa yang dicatat di ayat 6 ini selaras dengan ayat 1, tentang kapan Allah membawa keluar dari Mesir.
Dalam setiap perayaan selalu ada sesuatu yang menjadi simbol yang terkait dengan event-nya maupun terkait dengan makna dan latar belakang-nya. Hal ini bisa dan biasa diaplikasikan dalam bentuk panganan yang disediakan. Kita mengenal Nasi Kuning, Bubur Merah, Kue Bulan, Mie sampai amplop merah.
Namun di atas semuanya itu, TUHAN memiliki tujuan agar mereka mengingat seumur hidup mereka (bahkan diteruskan kepada keturunan mereka) bahwa Allah-lah yang membawa mereka keluar dari Mesir, dari perbudakan dan menjadi suatu bangsa yang dikasihi-Nya. Bukankah hal ini yang telah digaungkan kepada mereka sebelum masuk di tanah perjanjian.
Refleksi bagi kita di tengah perayaan yang kita lakukan, apakah kita telah memaknai dengan tepat sebuah perayaan itu? Apa yang Allah telah lakukan dalam hidup kita menjadi sebuah ingatan yang dalam dan memberikan dampak dalam kehidupan yang kita jalani – dan jauh lebih penting dari sekedar simbol yang dihadirkan – bahkan ekstrim-nya, tanpa simbol kita sanggup memaknai, merayakan & mensyukuri seluruh kebaikan Allah dalam hidup kita. -JP
Bacaan Alkitab
Keluaran 1-3
Matius 27:1-26
Mazmur 24
Amsal 5:7-14