Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Rom. 12:2)
Kita meyakini bahwa manusia adalah makhluk yang berakal budi. Maksudnya manusia adalah makhluk hidup yang berpikir. Setiap manusia memiliki cara berpikirnya masing-masing. Pemikiran itulah yang membantu setiap manusia untuk menentukan pilihan. Pilihan yang dipilih itulah yang membentuk cara seseorang menghidupi hidupnya.
Sebagai manusia yang berakal budi, kita juga mungkin bertanya kenapa Allah menuntut manusia untuk menyembah-Nya dengan segenap akal budi? Bukankah apa yang bisa kita lakukan itu lebih bersifat praktis dan memiliki dampak daripada akal budi yang hanya bersifat teoritis dan mendasar?
Mari coba kita pikirkan hal ini sejenak. Jika kita memahami bahwa hanya ada satu Allah yang benar maka ada hal-hal yang dikehendaki oleh Allah dan ada hal-hal yang tidak dikehendaki oleh Allah. Hal-hal yang dikehendaki oleh Allah itulah yang menjadi dasar kebenaran bagi kehidupan orang Kristen. Jika orang Kristen hidup diluar dari hal-hal yang dikehendaki oleh Allah maka kita hidup di luar dari kehendak Allah.
Masalahnya sebagai makhluk yang berpikir terkadang pemikiran- pemikiran manusia berakar pada hal-hal yang di luar kehendak Allah. Inilah yang terjadi pada jemaat Roma. Paulus melihat ada banyak pemikiran- pemikiran yang mengklaim bahwa mereka menyatakan kebenaran. Padahal klaim mereka tidak berakar pada kebenaran firman Tuhan atau hal-hal yang dikehendaki oleh Allah.
Hal yang sama juga sebenarnya diungkapkan oleh Yesus dalam Markus 12:30. Jika kita memang ingin menyembah Allah maka kita harus menyembah Allah dengan segenap akal budi kita. Artinya kita harus tahu apa yang sesungguhnya dikehendaki oleh Allah dan apa yang tidak dikehendaki oleh Allah. Kita harus memakai akal budi kita untuk mengetahui apa yang benar dan salah di hadapan Allah. Tanpa akal budi bisa jadi kita menyembah allah yang lain yang tidak dikatakan oleh Alkitab.
Jadi coba renungkanlah apakah kita sudah mengasihi Allah dengan segenap akal budi kita? Apakah kita sudah melihat firman Tuhan itu sebuah dasar yang penting dalam kehidupan Kristen? Jika belum, milikilah hati untuk terus belajar firman Tuhan agar kita semakin mengenal apa yang Allah kehendaki dan hidup berkenan kepada-Nya. -EES
Bacaan Alkitab
Keluaran 10-11
Markus 1
Mazmur 28
Amsal 6:6-11